NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El Nino di Indonesia akan terjadi pada Agustus hingga September mendatang.
“Sesuai arahan Bapak Presiden pada Rapat Terbatas dua minggu lalu, untuk daerah-daerah agar betul-betul melihat data ini dan kemudian mempersiapkan diri,” ungkap Mendagri Muhammad Tito Karnavian, di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kemendagri, Senin (31/7) melansir kemendagri.go.id.
Ia menjelaskan, beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah daerah (pemda) terkait dampak El Nino, diantaranya mempersiapkan cadangan atau membuat tandon air terutama di wilayah yang memiliki waduk.
Dalam hal ini, Presiden Jokowi juga meminta pemerintah pusat menyiapkan cadangan air agar bisa dikonsumsi masyarakat serta digunakan untuk pertanian dan perkebunan.
“Jangan sampai nanti gagal panen, kemudian mempengaruhi ketahanan pangan kita,” tegasnya.
Untuk menghindari bahaya kekeringan, Presiden Jokowi memberikan arahan kepada pemerintah pusat dan daerah agar melakukan modifikasi cuaca untuk mengubah kondisi cuaca, termasuk mempercepat turunnya hujan.
“Daerah juga bisa melakukan langkah sendiri, yaitu kerja sama dengan TNI dan mohon bantuan kalau kita kira-kira sudah rawan betul, untuk melakukan sekali lagi cloud seeding, penggaraman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, saat ini yang mengkhawatirkan bagi masyarakat dunia bukan lagi pandemi Covid-19 atau peperangan, melainkan dampak perubahan iklim.
“Kejadian El Nino itu mengalami pengulangan antara lima sampai tujuh tahun sekali, jadi tidak setiap tahun,” tukasnya.
Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan air, sehingga berpotensi mengakibatkan kekeringan dan mengganggu ketahanan pangan.
Ia mengimbau masyarakat segera melakukan langkah mitigasi, seperti menghemat air, panen hujan saat terjadi hujan, serta mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Ini masyarakat harus mencegah karhutla,” tambahnya.
Kepada Pemda dan stakeholders terkait diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan karhutla dan melakukan penyesuaian pada pola tanam pertanian.
“Khusus untuk poin kedua ini kami meningkatkan Sekolah Lapang Iklim keseluruhan provinsi di Indonesia. Ini program nasional BMKG, sebetulnya sudah dilakukan sejak tahun 2011. Khusus untuk El Nino ini kami tambah anggaran dan kegiatannya Sekolah Lapang Iklim ini agar petani bisa beradaptasi dengan peluang El Nino sehingga bisa mengatur pola tanamnya,” tandasnya.
Selanjutnya, dengan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air seperti waduk, bendungan, dan embung.
Melansir dari https://www.kemendagri.go.id/berita/read/35339/el-nino-mulai-landa-indonesia-mendagri-sampaikan-sejumlah-arahan-presiden
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.