NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Anggota DPR Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends, mempertanyakan pembatasan kuota volume gas murah yang cukup besar di beberapa industri.
Melansir laman resmi dpr.go.id dikatakan, volume gas di Jawa Timur dibatasi sampai 80 persen kontrak.
“Amat sangat tak realistis buat saya,” ujarnya, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (11/4).
Ia menambahkan, kondisi yang paling parah terjadi di Jawa Barat yang mengalami pembatasan atau pengurangan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sekitar 83 hingga 90 persen volume gas bumi, padahal di daerah tersebut Industri sangat banyak.
Menurutnya, Program HGBT dengan nilai enam dolar Amerika per MMBTU (Million British Thermal Units) hanya memberikan harapan palsu.
“Pembatasan ini tidak masuk akal, karena isi kontraknya berbeda. Industri bisa gulung tikar kalau begini. Kesannya PHP, dapat kuota tapi isinya tidak dikasih,” ungkapnya.
Masih dari sumber yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, pembatasan gas murah itu terjadi karena kurangnya pasokan dan infrastruktur penyaluran gas.
Ia menjelaskan, fasilitas gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Jawa Timur sempat mundur operasionalnya yang membuat pasokan gas terhambat. Namun kini setelah fasilitas JTB beroperasi, perlahan pasokan gas sudah kembali tersedia, bahkan surplus.
“Proyek gas JTB itu mundur lama sekali, sehingga pasokan di Jawa Timur sempat tidak terpenuhi. Dan ketika pasokan di Jawa Timur sudah surplus, sialnya tidak ada pipa yang tersambung ke Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan yang ada,” pungkasnya.
Melansir dari https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/44129/t/Legislator+Pertanyakan+Pembatasan+Kuota+Volume+Gas+Murah+di+Industri
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.