Sartina, Warga Desa Sibalago, Butuh Pengobatan Mata

Sartina, Warga Desa Sibalago, Butuh Pengobatan Mata
Sartina, Saat Dikunjungi Media Ini, Dikediamannya Selasa 23 Mei 2023 ( Sumber Foto : Redaksi KabarSAURUS)
banner 468x60

KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Salah seorang warga Desa Sibalago, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong, bernama Sartina, saat ini sangat membutuhkan pengobatan terhadap mata sebelah kanannya.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Sartina yang merupakan seorang wanita paruh baya, Kelahiran 17 Juni 1966, Tawaeli Kota Palu. Yang sudah puluhan tahun menjadi warga Desa Sibalago, sejak kurang lebih Enam tahun terakhir, terpaksa harus menahan rasa sakit pada bagian mata sebelah kanan setiap kali melihat cahaya atau terkena asap.

Hal itu disampaikan Sartina, saat ditemui dikediamannya, Selasa (23/05). Didampingi anak tertuanya, Serni, disela kesibukannya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

Sartina bercerita, pada suatu waktu sekitar Enam tahun lalu, saat bangun dari tidur, awalnya Sartina tidak merasakan hal aneh yang terjadi pada bola mata sebelah kanannya.

Namun, selang beberapa menit kemudian, kata Sartina, ia seketika menyadari telah terjadi perubahan kondisi, pada bagian mata sebelah kanan.

Perubahan itu, lanjut Sartina, ditandai dengan kesulitan menggunakan mata sebelah kanannya itu, untuk melihat Objek yang berada sejajar didepannya.

“Saya juga tidak tau kenapa, tiba-tiba setelah saya bangun, kondisi mata saya sudah seperti ini. Saya pas sadar saat mata sebelah kanan saya ini, tiba-tiba sulit melihat ke depan atau keatas. Jadinya, hanya bisa melihat ke bawah terus saja,” ungkap Sartina.

Ia mengaku, dirinya pernah mencoba untuk memeriksakan kondisi matanya tersebut ke dokter di Puskesmas Sienjo, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong.

Anehnya, dokter memeriksa kondisi matanya saat itu menuturkan, tidak ditemukan diagnosa penyakit atas perubahan bentuk yang terjadi pada mata sebelah kanan Sartina.

Padahal, akibat kondisi matanya itu, memaksa wanita paruh baya yang telah berstatus janda pasca suaminya meninggal dunia beberapa waktu lalu ini, hanya bisa sering menghabiskan waktu sehari-harinya didalam rumah saja. Pasalnya, matanya tersebut, kerap terasa perih, kita melihat cahaya.

“Kalau melihat ke bawah, mata kanan ini masih jelas melihat. Hanya saja, kalau kena cahaya atau asap, pasti langsung rasa sakit,” jelasnya.

Ia menambahkan, bersama dengan anaknya sempat beberapa kali ingin memeriksakan kondisi matanya tersebut ke RSUD Anuntaloko Parigi. Hanya saja, persoalan biaya, menjadi faktor utama bagi mereka, untuk terpaksa mengurungkan keinginan tersebut.

“Ibu saya, masih terdaftar sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sebelumnya juga terdaftar sebagai penerima PKH, saat kita masih sekolah. Sempat punya keinginan untuk memeriksa ke rumah sakit, tapi terkendala biaya, karena kita sempat diberitahu, jika BPJSnya sudah tidak aktif,” pungkas Serni, anak sulung ibu paruh baya ini.

BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2023/05/23/mendagri-tito-ingatkan-kepala-daerah-pantau-harga-komoditas-pangan/?amp

KUNJUNGI JUGA : https://profil.digitaldesa.id/sibalago-parigimoutongkab

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.