NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong menekankan, tata kelola pariwisata harus memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka mengembangkan energi baru terbarukan, sektor pariwisata alam menjadi bagian penting dari strategi untuk membangun green economy.
“Kemenparekraf juga mendorong pariwisata berkelanjutan membangkitkan kembali sektor pariwisata dan industri kreatif kita setelah pandemi. Paling tidak sektor ini ditargetkan bisa menghasilkan hingga tiga juta lapangan kerja,” ujarnya, di Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada (PSLH UGM), Selasa (14/3) melansir menlhk.go.id.
Namun kata ia, persoalan pembangunan pariwisata ini tidak hanya sampai di sana, beberapa kasus di Bali mengungkapkan marak terjadi pengalihan kepemilikan dari masyarakat lokal ke pemilik non-WNI.
“Hal ini juga perlu kehati-hatian. Sektor seperti ini rawan diambil alih karena sektor pariwisata khususnya tourism melibatkan mobilitas manusia, dan tentunya rawan terjadi pengalih kekuasaan,” tambahnya.
Menurutnya, interaksi antar masyarakat asing dan lokal perlu ditinjau lebih lanjut sebagai dasar rancangan preventif kasus tersebut.
Adapun, PSLH UGM sebagai pusat studi lingkungan hidup, membantu mendukung pengembangan SDM secara interdisiplin dan transdisiplin. Hasil riset ini nantinya bisa diseminasikan di masyarakat.
Masih dari sumber yang sama, Kepala PSLH UGM, Pramono Hadi mengungkapkan, keresahan utama ketika menghadapi isu lingkungan di bidang pariwisata, yaitu jika pembangunan ini tidak dilakukan dengan memperhatikan aspek berkelanjutan, maka lingkunganlah yang menjadi korbannya.
Ia berharap, hasil diskusi ini bisa dituangkan dalam policy brief yang akan memberi masukan pada kebijakan pemerintah.
“Dengan adanya acara ini, diharapkan masyarakat dan pemangku kepentingan bisa lebih sadar dan berkontribusi dalam membangun tata kelola pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam menerapkan pariwisata berkelanjutan, diperlukan tiga aspek mendasar yaitu pertama, pembangunan pariwisata harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan generasi mendatang.
Kedua, diharapkan pembangunan juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
Dan terakhir ketiga, adanya unsur penguatan tradisi dan kearifan lokal untuk memperkuat pengelolaan daya tarik lingkungan.
melansir dari https://www.menlhk.go.id/site/single_post/5339/wamen-lhk-tata-kelola-pariwisata-harus-perhatikan-aspek-lingkungan
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.