Menkes Budi Akan Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis DI RSUD

Menkes Budi Akan Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis DI RSUD
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin, saat kunjungan kerja ke RSUD Dr. Moewardi, Solo. (SUMBER FOTO : Ist)
banner 468x60

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Dalam rangka transformasi sistem kesehatan Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memenuhi kebutuhan dokter spesialis di setiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan fasilitas penunjang.

“Jadi RSUD pasti akan aku isi, fasilitasnya aku isi, dan SDM nya aku kasih beasiswa, beasiswanya bisa fellowship,” ungkap Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, saat kunjungan kerja ke RSUD Dr. Moewardi, Solo, Sabtu (10/12), melansir kemkes.go.id.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Menkes Budi mengatakan, hal itu dilakukan untuk mengejar kekurangan akan kebutuhan dokter spesialis dan menambah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan spesialis.

“Supaya lebih cepat karena waktu saya (sebagai Menkes) tinggal 1 tahun 11 bulan,” tuturnya.

Kata ia, dokter spesialis yang menjadi prioritas pemenuhan di RSUD adalah spesialis penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Ia menyebutkan, sejumlah Dokter spesialis yang dimaksud antara lain, spesialis onkologi untuk penyakit kanker, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis neurologi untuk penyakit stroke, serta spesialis nefrologi untuk penyakit ginjal.

Menkes Budi telah menetapkan ada enam jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.

Menurutnya, pemenuhan dokter spesialis di RSUD merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan, yang akan dimulai dengan tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia, yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Ia mencontohkan, dari sejumlah RSUD yang berdiri di 37 Provinsi di Indonesia, saat ini hanya tersisa 22 Provinsi yang memiliki dokter spesialis jantung.

Data saat ini, dari 34 provinsi (sebelum pemekaran Tiga Daerah di Provinsi Papua) yang bisa melakukan operasi pasang ring hanya 28 provinsi.

“Kalau pasien tidak bisa dipasang ring maka tindakan berikutnya adalah bedah jantung terbuka. Ini jumlahnya turun lagi dari 28 provinsi hanya 22 provinsi yang bisa,” terangnya.

BERITA TERKAIT LAINNYA : https://kabarsaurusonline.com/2020/06/04/anleg-pkb-geram-rs-raja-tombolotutu-berhentikan-empat-dokter/

Dikatakan Menkes Budi, pihaknya menargetkan pada tahun 2024 nanti, seluruh rumah sakit di seluruh provinsi harus bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Setiap rumah sakit dengan dokter yang berprestasi, akan dipertemukan dengan dokter dari negara lain untuk menjalin kerja sama.

Sedangkan, sejumlah dokter spesialis terbaik dari luar negeri akan didatangkan ke Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dokter Indonesia.

Ia mengungkapkan, pemenuhan dokter spesialis ini juga sejalan dengan transformasi SDM Kesehatan.

Pasalnya, standar pemenuhan dokter sebanyak 1 banding 1000 penduduk. Sementara kebutuhan di Indonesia masih belum terpenuhi, ditambah lagi dengan distribusi yang belum merata.

Pemerataan SDM Kesehatan yang berkualitas diperlukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui academic health system.

“Kebutuhan dokter harus diperbanyak, harus ada akselerasi dan sepuluh tahun terakhir ini akselerasinya sangat lambat. Jadi ini harus dipercepat baik dokter umum maupun dokter spesialis,” pungkasnya.

BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2022/12/09/kemenkes-sebut-11-program-turunkan-angka-stunting/

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.