Parigi Moutong, KabarSAURUSonline.com – Pemutusan kontrak kerja empat Dokter di RS Raja Tombolotutu Kecamatan Tinombo dimasa Covid-19, membuat geram Anleg PKB pada rapat Pansus, Kamis(4/6).
Sukiman Tahir, yang juga ketua komisi I DPRD Parigi Moutong Sulawesi Tengah tidak habis pikir. Ditengah penanganan dan penanggulangan pandemi covid-19 yang semakin merebah, justru pihak RS terkait memilih memberhentikan tenaga medis.
“Harusnya saat ini kita membutuhkan tenaga dokter. Bukan malah melakukan pemecatan, ini tidak masuk diakal namanya,” terangnya.
Diungkapkannya, jika persoalannya adalah anggaran, harusnya dibicarakan secara baik-baik dengan sejumlah perangkat daerah termasuk DPRD.
Jika seperti itu katanya, buat apa daerah ini membangun rumah sakit megah-megah. Sementara dibalik semua itu, daerah tidak mampu untuk membiayai kebutuhan rumah sakit khususnya jasa medis.
“Direktur RS Raja Tombolotutu harus diundang untuk memberikan keterangan. Mengapa terjadi pemberhentian para Dokter ini,” ucapnya.
Belum lagi sebutnya, dari keempat Dokter tersebut adalah anak Parigi Moutong yang harus diberdayakan keahliannya di daerah itu.
Bukan, malah diberhentikan. Sehingga dirinya meminta kepada Pansus Covid-19 untuk menghadirkan semua pihak yang ada di RS Raja Tombolotutu.
“Jangan-jangan pemberhentian para dokter ini Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu tidak mengetahuinya,” katanya.
Dia mengatakan, tidak mungkin Bupati mengetahui dan membiarkan hal itu terjadi. Sebab RS tersebut menggunakan nama marga, yang harus dijaga dari segala persoalan yang ada.
Olehnya, Sukiman meminta pula kepada Bupati untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan RS Raja Tombolotutu, agar tidak terjadi pemecatan dokter.
“Saat ini masyarakat wilayah utara sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang memadai. Bukannya, dengan adanya RS ini sedikit meringankan beban pelayanan masyarakat disana,” jelasnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.