Cerita Repotnya Mengurus Berkas, Bagi yang Tinggal Jauh dari Ibu Kota Kabupaten

Cerita Repotnya Mengurus Berkas, Bagi yang Tinggal Jauh dari Ibu Kota Kabupaten
Doc.Pribadi (ISTIMEWA)
banner 468x60

Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com –  Kabupaten Parigi Moutong merupakan kabupaten yang sangat luas dan panjang, mencakup 6.231,85 Ha dengan garis panjang pantai sekitar 472 Km, yang membentang dari Desa Maleali Kecamatan Sausu hingga Desa Sejoli Kecamatan Moutong.

Wilayah yang luas dan panjang ini, tentu membawa berkah tersendiri yang patut disyukuri, tetapi hal itu sekaligus menjadi tantangan bagi warga yang tinggal jauh dari ibu kota kabupaten.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Karena bentang jarak Kabupaten Parigi Moutong yang sangat panjang, kebanyakan masyarakat yang tinggal paling utara setidaknya harus ‘nginap’ sampai dua atau tiga hari untuk mengurus berbagai keperluan.

Misalnya untuk mengurus kepentingan dokumen kependudukan, atau berkas kelengkapan bekerja seperti kartu kuning (AK1), surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dan lainnya.

Afandi salah satu pemuda asal Taopa, menceritakan bagaimana repotnya dia mengurus dokumen kelengkapan bekerja, karena terkendala jarak tempuh yang cukup jauh.

Kepada Redaksi kabarSAURUSonline.com Afandi menceritakan, bagaimana mereka yang tinggal jauh dibagian  utara, harus berburu waktu agar instansi yang mereka tuju untuk berurusan, masih membuka pelayanan.

Afandi harus berlomba dengan matahari pagi, tidak main-main perjalananya dari Taopa menuju pusat ibu kota sejauh 278 Km. Alhasil, Afandi baru tiba di Polres Parigi Moutong sore hari.

Begitu tiba di Polres Parigi Moutong tidak ada waktu untuk beristirahat, Afandi harus segera mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), berburu waktu menuju  instansi berikutnya yaitu Dinas Ketenaga kerjaan (Disnaker) di Kecamatan Balingi yang jaraknya 33 Km dari Kota Parigi, paling selatan Parigi Moutong.

“Saya harus mengurus SKCK dan kartu kuning, itu poin yang paling utama dalam persyaratan, jadi harus dilengkapi,” terangnya.

Afandi mengaku, bagi mereka yang tinggal jauh, untuk berurusan di ibu kota bukan hanya kehilangan banyak waktu tetapi juga perlu menyiapkan uang transportasi, uang makan juga penginapan jika tidak ada yang beri ‘tumpangan’.

Hari semakin sore, pelayanan di perkantoran umumnya ditutup pukul 15.30, Afandi terpaksa harus mencari tempat untuk menginap, agar besok bisa melanjutkan urusanya.

“Sekarang waktu sudah sore sekali, perjalanan menuju ke Nakertrans agak jauh dan memakan waktu, kemungkinan juga kantornya sudah tutup sekarang,” tutupnya.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.