Pastikan Penyaluran Pupuk Terawasi, PT Pupuk Indonesia Gunakan DPCS

Pastikan Penyaluran Pupuk Terawasi, PT Pupuk Indonesia Gunakan DPCS
FOTO : Ekbis Sindonews.com
banner 468x60

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan pengawasan penyaluran pupuk subsidi menjelang Lebaran akan berjalan lancar dengan penerapan sistem digital yang terintegrasi yaitu Distribution Planning & Control System (DPCS).

Demikian disampaikan, Senior Vice President (SVP) Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, dalam keterangannya hari ini, Kamis (21/04), melansir Liputan6.com.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

“DPCS telah diterapkan sejak tahun 2020, sistem digitalisasi ini juga merupakan bentuk transformasi sehingga ketersediaan stok pupuk di semua daerah lebih baik dan dapat diawasi setiap saat,” tuturnya.

Diketahui, DPCS merupakan sistem yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memonitor kegiatan distribusi dan memonitor stok pupuk di lapangan, agar sesuai dengan ketentuan minimum pemerintah dan meningkatkan akurasi perencanaan distribusi.

“Melalui sistem ini, Pupuk Indonesia dapat mengawasi teknis penyaluran pupuk subsidi secara real time selama 24 jam penuh. DPCS dapat mengawasi proses distribusi dari gudang produsen hingga kios-kios resmi. Bahkan DPCS mampu mengetahui jumlah stok saat dalam perjalanan (intransit) baik darat maupun saat di pelabuhan,” ungkapnya.

Selain data stok kata ia, DPCS juga menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi di setiap daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan pengecer, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran di masing-masing wilayah, sehingga sistem ini dapat memberikan gambaran utuh terkait pendistribusian pupuk subsidi ke berbagai daerah.

DPCS juga dilengkapi fitur peringatan dini atau early warning system untuk mendeteksi kondisi stok di daerah yang ditandai dengan indikator warna.

Adapun, indikator warna hijau menggambarkan stok tersedia atau bahkan melebihi ketentuan pemerintah. Warna oranye menandakan stok mendekati batas ketentuan, dan warna merah yang berarti stok di bawah ketentuan minimum pemerintah.

Sementara itu, masih dari sumber yang sama, SVP Distribusi Pupuk Indonesia Syamsu Alamsah mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi kondisi lalu lintas menjelang Lebaran dengan melakukan distribusi ke daerah lebih awal.

“Kita mengantisipasi pendistribusian via darat dengan mengirimkan pupuk lebih awal, bahkan yang dikirim dengan kereta api. Sehingga untuk pasokan jelang Lebaran Alhamdulillah tidak ada hambatan atau bisa dibilang aman,” kata Syamsu.

Stok pupuk subsidi per tanggal 20 April 2022 sebanyak 805.157 ton, terdiri dari urea 355.409 ton, NPK 242.247 ton, organik 72.615 ton, SP-36 55.758 ton, dan ZA 79.128 ton.

Selain DPCS kata ia, ada beberapa sistem digitalisasi yang diterapkan perusahaan dalam menjamin pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi seperti Petroport yang mendigitalisasi pendistribusian via pelabuhan.

Menurut Syamsu, sistem ini memiliki fungsi pengawasan, pencatatan, dan pelaporan, serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems), sehingga dapat menghilangkan potensi demurrage atau denda akibat keterlambatan proses bongkar muat.

PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat jumlah stok pupuk subsidi sebanyak 828.393 ton per tanggal 10 April 2022. Sementara pupuk nonsubsidi sebanyak 665.467 ton, dengan begitu jumlah stok pupuk mencapai 1,49 juta ton.

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan bahwa jumlah stok pupuk subsidi yang sebanyak 828.393 ton ini cukup untuk memenuhi alokasi pupuk subsidi petani selama empat pekan ke depan atau 1 bulan.

“Ketentuan minimum stok pupuk bersubsidi sebanyak 314.120 ton, sementara jumlah stok pupuk subsidi 828.393 ton atau setara 214 persen dari ketentuan minimum, dan ini berarti cukup untuk memenuhi kebutuhan petani selama empat pekan ke depan,” demikian ungkap Wijaya kepada wartawan, Senin (11/04).

Stok pupuk subsidi yang berjumlah 828.393 ton ini terdiri dari pupuk Urea sebanyak 394.444 ton, pupuk NPK sebanyak 224.116 ton, pupuk SP-36 sebanyak 44.284 ton, pupuk ZA sebanyak 94.483 ton, dan pupuk organik sebanyak 71.066  ton.

Sementara pupuk nonsubsidi, dikatakan Wijaya rinciannya untuk pupuk Urea sebanyak 586.215 ton, pupuk NPK sebanyak 36.592 ton, pupuk SP-36 sebanyak 18.643 ton, pupuk ZA sebanyak 23.847 ton, dan pupuk organik sebanyak 170 ton.

Sedangkan dari sisi realisasi pupuk subsidi, Wijaya mengungkapkan bahwa angkanya sudah mencapai 2,36 juta ton per tanggal 9 April 2022.

Adapun rinciannya pupuk Urea sebanyak 1,15 juta ton, pupuk NPK sebanyak 828.160 ton, pupuk SP-36 sebanyak 98.523 ton, pupuk ZA sebanyak 129.954 ton, dan pupuk Organik sebanyak sebanyak 147.375 ton.

Dalam penyalurannya, Wijaya mengatakan para produsen pupuk subsidi berpedoman pada Surat Keputusan (SK) Dinas Pertanian setempat sebagai aturan turunan dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 41 Tahun 2021 dan Kepmentan No. 771 Tahun 2022 yang mengatur alokasi pupuk bersubsidi tahun 2022.

Untuk mendapatkan pupuk subsidi, Wijaya juga menyebutkan bahwa petani wajib mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Ketentuan tersebut adalah, wajib tergabung dalam kelompok tani, menggarap lahan maksimal dua hektar, dan menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk selanjutnya di input pada sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) oleh petugas penyuluh pertanian setempat.

“Sebagai produsen kami menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan penugasan pemerintah. Kami akan mengacu kepada regulasi yang diberlakukan di masing-masing wilayah,” tutupnya.

Melansir dari https://m.liputan6.com/ramadan/read/4944162/pupuk-indonesia-terapkan-sistem-digital-awasi-distribusi-jelang-lebaran

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.