MADP ‘Bersuara’ Atas Dugaan Dampak Pembangunan PLTA PT. Poso Energi

MADP 'Bersuara' Atas Dugaan Dampak Pembangunan PLTA PT. Poso Energi
FOTO : ISTIMEWA
banner 468x60

Parigi Moutong, kabaSAURUSonline.com – Sudah beberapa kali, masyarakat Adat Danau Poso (MADP) menyuarakan penderitaan mereka yang diduga akibat pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT Poso Energi.

“Saya sebagai perempuan,  merasakan hal ini adalah kesulitan bagi saya sebagai ibu rumah tangga. Karena kebutuhan rumah tangga itu tidak dapat lagi terpenuhi,  dengan dampak yang kami alami saat sekarang ini,” ungkap salah satu warga Desa Meko yang tinggal di sekitar Danau Poso, Edi Salawati.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Hal Itu  ia sampaikan saat Masyarakat Adat Danau Poso (MADP) menggelar konfrensi pers, via zoom, jumat (25/2) kemarin.

Edi Salawati hanyalah satu dari sejumlah ibu rumah tangga dan juga petani yang mengaku merasakan dampak akibat uji coba pintu air bendungan PLTA yang kabarnya menenggelamkan setidaknya 266 hektare sawah dan lahan pengembalaan kerbau.

Konfrensi pers yang mengangkat tema ” PLTA Poso Diresmikan, Bermasalah dan Memiskinan Warga Sekeliling Danau Poso”,  diduga merupakan bentuk protes warga sekitar danau yang merasa dirugikan karena untuk menghasilkan listrik 515 MW, bisnis besar ini membendung sungai Poso sehingga menyebabkan naiknya air permukaan danau.

Berdasarkan konfrensi pers, dikatakan, masyarakat sekeliling Danau Poso yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian, selama dua tahun tidak dapat menggarap sawahnya akibat terendam air akibat aktivitas bendungan PLTA PT Poso energi.

Masalah yang serupa juga dialami, Anak Agung Made Sadia, petani Desa Meko yang anaknya terpaksa berhenti mengenyam pendidikan karena tidak memiliki penghasilan sebesar dulu, sebelum sawah mereka terendam.

“Anak kami sudah putus sekolah. Sebenarnya mereka sudah kuliah, tapi kami tidak bisa menguliahkan anak kami karena sawah kami tidak dapat diolah selama ini anak kami nganggur dan membantu orang tua saja,” terangnya.

Disebutkan dalam sebuah pengantar undangan konfrensi pers, pengerukan yang dilakukan PT Poso Energi sepanjang 12,8 km di outlet Danau Poso serta mereklamasi wilayah ulayat adat Danau Poso.

Meski mendapat protes Masyarakat Adat Danau Poso, Mega proyek PLTA PT Poso Energi yang akan memenuhi kebutuhan listrik, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah itu, telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat kemarin. 

Pantauan media ini, hadir pula sejumlah aktivis diantaranya perwakilan dari KPA, WALHI, JATAM dan AMAN.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.