KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Pakai istilah kata yang tren dikalangan Generasi Milenial (Gen-Milenial), pasangan calon (Paslon) Amrullah-Ibrahim, tampil Mantap Betul (Mantul) di Debat Publik tahap II Pilkada Parigi Moutong.
Debat Publik tahap II Pilkada Kabupaten Parigi Moutong, menjadi momen perdana bagi Paslon nomor urut 5 yaitu pasangan Amrullah Almadali-Ibrahim Hafid dalam kontestasi perebutan kursi Bupati dan Wakil Bupati di daerah ini.
Pantauan media ini dari lokasi debat publik tahap II itu berlangsung, meski baru mengukuti salah satu kegiatan dalam tahapan kampanye ini, Paslon nomor urut 5 tampil mantul dengan menggunakan kata atau istilah yang tren dikalangan generasi milenial.
Bahkan, Calon Bupati Paslon nomor urut 5 ini, Amrullah Almadali, terlihat tidak canggung menggunakan diksi-diksi yang tren dikalangan Gen-Milenial.
Hal ini terlihat jelas saat pemaparan visi-misi, dimana Amrullah Almadali dengan gesture yang terlihat ‘friendly’ menyapa pihak penyelenggara yaitu KPU dan Bawaslu.
“Yang saya hormati, adik-adik saya, para penyelenggara, Piss, I Love You Pull KPU dan Bawaslu,” ucap Amrullah Almadali, saat debat publik tahap II Pilkada Kabupaten Parigi Moutong yang berlangsung di Indor kantor Bupati (Kamis, 31 Oktober 2024).
Tidak hanya itu, Amrullah Almadali bahkan tidak segan memanggil wakilnya, memakai kata ‘Bro’ (singkatan dari kata Brother bahasa inggris yang artinya saudara laki-laki), saat memberi kesempatan kepada Ibrahim Hafid, untuk melanjutkan pemaparan visi-misi Paslon nomor urut 5.
Kemudian, dalam sesi menjawab pertanyaan yang telah disiapkan panelis, Calon Wakil Bupati paslon nomor Urut 5, Ibrahim Hafid, bahkan terlihat fasih menyampaikan kalimat yang menggunakan bahasa inggris.
Bukan hanya pada sesi debat berlangsung, penampilan Pasangan Amrullah-Ibrahim makin terlihat ‘mantul’, dengan tambahan outfit ‘Toru’, sekaligus jadi penegasan bagi Paslon ini, yang notabene berasal dari keluarga Petani.
Melansir dari Ilmuseni.com, ‘toru’ merupakan bahasa lokal Provinsi Sulawesi Tengah, yang dalam bahasa Indonesia disebut Topi.Uniknya, ‘Toru’ ini biasanya terbuat dari daun lontar yang telah kering bersayap lebar adalah contoh yang dibawahkan bangsa Portugis di tanah Flores.
Pada mulanya, jenis topi yang bersayap lebar ini adalah terbuat dari kulit binatang oleh para Koboi Amerika Latin beberapa abad yang lalu, hingga akhirnya dibuat dari daun Lontar oleh masyarakat Sulawesi tengah sesuai dengan ciri khas masyarakat setempat.
BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2024/10/31/komisi-iv-minta-dinkes-beri-atensi-ke-pmi-parigi-moutong/?amp=1
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.