Sebaran Abu Vulkanik Gunung Ruang Diprediksi Sampai Ke Sulteng

oleh -698 Dilihat
Sebaran Abu Vulkanik Gunung Ruang Diprediksi Sampai Ke Sulteng
Design Foto : Redaksi KabarSAURUSonline.com

SULAWESI UTARA, kabarSAURUSonline.com – Dalam rilis resminya terkait erupsi Gunung Ruang di Provinsi Sulawesi Utara, pada Selasa (30/04/24) dini hari tadi, pihak BMKG menyebut sebaran abu vulkanik dampak dari letusan Gunung Ruang diprediksi mencapai ruang udara wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) bagian utara.

Berdasarkan siaran pers dalam website resmi BMKG, saat melakukan pemantauan melakukan monitoring tinggi gelombang dan dampak abu vulkanik dari letusan Gunung Ruang secara bersamaan, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menjelaskan, tinggi gelombang laut signifikan di sekitar Perairan Kepulauan Sitaro, Perairan Bitung-Likupang, Perairan Utara Sulut, hingga Laut Maluku masih dalam kategori rendah berkisar 0,5-1.25 meter.

Secara umum, kata ia, angin dominan bertiup dari arah Timur Laut-Tenggara. Keadaan ini, lanjut Eko, masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

BMKG telah memasang Maritime Automatic Weather Station (MAWS) di sejak tahun 2022 di Pelabuhan Likupang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kepulauan Sitaro, di mana Gunung Ruang berada.

MAWS memantau secara real-time dan terus menerus terkait perkembangan cuaca dan parameter oseanografi seperti pasang surut dan salinitas.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan, catatan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang terbit pada 30 April 2024 pukul 08:35 WITA, ketinggian letusan abu vulkanik mencapai 5.725 Mdpl dengan status oranye. Artinya, gunung menunjukkan aktifitas meningkat dengan kemungkinkan peningkatan letusan dengan tinggi kolom di bawah 6.000 mdpl.

Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC), Darwin, mencatat sebaran letusan abu vulkanik Gunung Ruang teramati melalui citra satelit dan diprediksi berdampak ke ruang udara penerbangan sekitar Gunung Ruang, dan meluas hingga ruang udara di beberapa lokasi diantaranya, Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, dan sebagian Pulau Kalimantan.

Sebelumnya, monitoring muka laut saat Gunung Ruang dilakukan BMKG pasca kembali aktiv.
Berdasarkan pantauan, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, tindakan ini dilakukan secara intensif untuk upaya deteksi dini tsunami.

“Berdasarkan hasil monitoring muka laut yang telah dilakukan BMKG tampak kondisi muka laut di seluruh lokasi stasiun menunjukkan bahwa erupsi Gunung Ruang tidak mengakibatkan perubahan signifikan muka air laut,” kata Dwikorita.

Adapun hingga saat ini, terdapat lima stasiun monitoring muka laut yang terus diamati oleh BMKG. Yaitu, Tide Gauge Siau, Pulau Siau, Tide Gauge Ngalipaeng, Kepulauan Sangihe, Tide Gauge Tahuna, Kepulauan Sangihe, Tide Gauge Petta, Kepulauan Sangihe, dan AWS Maritim BMKG Bitung.
Dalam operasionalnya, BMKG melakukan monitoring muka laut menggunakan peralatan Tide Gauge (TG) milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Automatic Weather System (AWS) Maritim milik BMKG di lokasi terdekat dengan Gunung Ruang.

“Untuk itu sangat penting upaya BMKG dalam melakukan monitoring muka laut di sekitar Gunung Ruang saat erupsi menggunakan sistem InaTNT untuk upaya deteksi dini tsunami,” ujarnya.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan, meskipun saat ini masih terpantau normal, seluruh pihak patut waspada dengan erupsi Gunung Ruang. Sebabnya, Gunung Ruang memiliki catatan sejarah tsunami destruktif akibat erupsinya. Persitiwa tsunami ini terjadi pada tahun 1871 di mana ketinggian gelombang mencapai 25 meter dan mengakibatkan korban jiwa mencapai 400 orang.

“InaTNT merupakan sebuah sistem yang mengintegrasikan berbagai data observasi muka laut sekaligus dilengkapi algoritma detector yang mampu mendeteksi anomali muka laut yang merupakan fitur penting dalam deteksi dini tsunami,” kata Daryono.

BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2023/12/01/seminar-akhir-rencana-penanggulangan-bencana-2023-digelar/?amp

No More Posts Available.

No more pages to load.