BANJARMASIN, kabarSAURUSonline.com – Pakar pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof H Ahmad Suriansyah, MPd, PhD menekankan perlunya menyisipkan edukasi mitigasi bencana diintrakurikuler atau proses belajar mengajar di kelas.
“Sudah seharusnya dilakukan agar peserta didik lebih memahami bagaimana harus bertindak ketika terjadi bencana,” ujarnya, di Banjarmasin, Senin (10/10) melansir antaranews.com.
Dikatakan, peristiwa robohnya tembok pembatas bangunan MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, akibat banjir hingga menewaskan tiga siswa menjadi pelajaran pahit jika pentingnya mitigasi bencana dipahami warga sekolah, terutama peserta didik.
Menurutnya, kekeliruan paling mendasar para korban di MTsN 19 yaitu justru asik bermain-main di halaman sekolah ketika bencana banjir terjadi. Padahal, kondisi banjir di saat hujan yang tak kunjung berhenti seharusnya tidak bermain di luar kelas.
“Di sini juga peran guru dalam pengawasan atau jangan-jangan banyak dari guru juga tidak mengerti mitigasi bencana, apa yang harusnya dilakukan saat banjir menerjang sekolah misalnya, ataupun bencana lainnya seperti gempa bumi, angin puting beliung dan kebakaran,” paparnya.
Untuk itulah Prof Sur berharap, pihak sekolah bisa bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dalam upaya penguatan mitigasi terkait kebencanaan di lingkungan sekolah.
Selain intrakurikuler, program mitigasi juga bisa diberikan ketika kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka dan sebagainya dengan intensitas secara berkelanjutan baik teori maupun simulasi di lapangan.
“Jadi prinsipnya edukasi mitigasi bencana harus terprogram betul, jangan sampai hanya satu kali saja ketika masa pengenalan peserta didik baru atau bahkan tidak pernah sama sekali,” ucapnya.
Melansir dari https://kalsel.antaranews.com/berita/345441/pakar-pendidikan-sisipkan-edukasi-mitigasi-bencana-di-intrakurikuler
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.