BPS Merilis, Nilai Tukar Petani Meningkat

BPS Merilis, Nilai Tukar Petani Meningkat
DOC. KS

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sampai Agustus 2022 kemarin, Nilai Tukar Petani (NTP) di 27 Provinsi Indonesia mengalami kenaikan.

“Hanya tujuh Provinsi saja yang mengalami penurunan,” ungkap Kepala BPS, Margo Yuwono,  dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis (01/09), melansir pertanian.go.id.

Bacaan Lainnya

Margo mengatakan, kenaikan tertinggi berada di Provinsi Riau yang mencapai 12,63 persen. Sementara untuk zona Pulau Jawa, kenaikan tertinggi berada di Provinsi Banten yang naik sebesar 2,27 persen.

“Kenaikan pada 27 provinsi itu mendongkrak NTP nasional yang mengalami kenaikan sigfinikan,” ujarnya.

Untuk diketahui, NTP Nasional disebut mencapai 106,31 atau naik sebesar 1,97 persen apabila dibandingkan bulan sebelumnya.

“Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,28 persen,” terangnya.

Margo mengatakan, rata-rata komoditas penyumbang kenaikan NTP ini berasal dari subsektor perkebunan kelapa sawit, gabah, telur ayam ras, dan cengkeh. 

“Peningkatan NTP tertinggi itu ada pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 5,86 persen. Peningkatan ini juga terjadi karena indeks harga petani mengalami kenaikan 5,10 persen,” ungkapnya.

Meskipun begitu, BPS mencatat indeks harga yang dibayar petani menurun karena beberapa komoditas seperti bawang merah, cabe merah, cabe rawit dan daging ayam ras. 

Sebagai informasi, produk hortikultura di beberapa sentra produksi saat ini tengah memasuki masa panen, seperti  Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo, Jawa Tengah yang merupakan basis sentra bawang merah.

Kenaikan pada NTP juga diikuti oleh kenaikan pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP), dimana angkanya mencapai 106,63 atau naik 1,10 persen apabila dibandingkan dengan bulan Juli Tahun 2022. 

“Sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal naik sebesar 0,18 persen. Komoditas penyumbang diantaranya adalah kelapa sawit, gabah telur ayam ras dan cengkeh,” tuturnya.

Masih dari sumber yang sama, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan, pemerintah bersama unsur lainnya terus melakukan pendampingan dan pemberian bantuan untuk meningkatkan produksi nasional.

Dengan upaya tersebut, diharapkan pemerintah mampu meningkatkan nilai kesejahteraan para petani di Indonesia.

“Kita terus bekerja agar produksi kita naik dan kesejahteraan petani juga naik. Alhamdulillah tiga tahun kita juga sudah tidak impor beras dan yang terbaru kita dinyatakan swasembada. Tentu semua ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak,” jelasnya.

Melansir dari https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=5027


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250