Sekitar 40 Ribu Penduduk Parigi Moutong Belum Merekam e-KTP

Sekitar 40 Ribu Penduduk Parigi Moutong Belum Merekam e-KTP
FOTO : Kepala Bidang Pengelola Informasi dan Administrasi kependudukan, Yamin
banner 468x60

Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) mengungkapkan sekitar 40.000 penduduk Kabupaten Parigi Moutong belum lakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).

“Posisi data terakhir yang saya lihat ada sekitar 40 ribuan penduduk yang sudah wajib rekam tapi belum merekam KTP,” ungkapnya Kepala Bidang Pengelola Informasi dan Administrasi Kependudukan pada Dukcapil, Yamin Taha Noho, kepada wartawan kabarSAURUSonline, Jum’at, (01/07).

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Kata Yamin, jelang pemilihan umum (Pemilu) serentak 2024, baru ada sekitar dua ribu jiwa yang merekam e-KTP.

“Yang sudah merekam dan kita cetak KTP-nya ini baru hampir dua ribu,” tuturnya.

Sehingga lanjutnya, dalam kurun waktu satu tahun jelang pemilu 2024, Dukcapil harus segera menyelesaikan persoalan tersebut agar nantinya tidak kewalahan mengejar target.

Akan tetapi, untuk melakukan percepatan itu, pihak Dukcapil masih memiliki beberapa kendala.

“Jadi ada beberapa kendalanya itu, letak geografis yang cukup luas dan juga ada daerah terpencil, masih kurangnya personil, masih kurang alat juga, dan yang paling utama yaitu anggaran kita disini masih minim,” terangnya.

Yamin menambahkan, sampai saat ini Dukcapil masih menyediakan dua tempat perekaman, yaitu yang ada di Kantor Perwakilan Dukcapil di Kecamatan Tinombo dan di Kantor Dinas Dukcapil.

“Yang juga menjadi persoalan adalah bagaimana menjaga antusiasme masyarakat datang ke dua tempat perekaman yang disediakan itu,” ujarnya.

Lanjutnya, saat ini Dukcapil hanya memiliki dua alat perekaman e-KTP, sehingga untuk mengejar target selama satu tahun kedepan, kemungkinan tidak akan maksimal.

Kata Yamin, karena masih ada masyarakat yang belum tau tentang pentingnya e-KTP dan apa saja kegunaannya, maka diperlukan peran pemerintah untuk melakukan sosialisasi terkait hal itu.

“Kita punya sistem sosialisasi itu cuma lewat media-media dengan cara melakukan kerjasama publikasi,” jelasnya.

Hanya saja sebut Yamin, sosialisasi juga perlu dilakukan ke masyarakat pedalaman   dengan cara atau pola pendekatan yang berbeda.

“Saat ini kami belum bisa mensosialisasikan secara langsung karna persoalan anggaran, tapi tahun kemarin kami sudah pernah naik ke bagian Palasa selama satu bulan tiga belas hari dan kita menggunakan satelit karna tidak ada jaringan disana,” tutupnya.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.