Empat Konsep Resiliensi Hadapi Risiko Bencana Dunia

Empat Konsep Resiliensi Hadapi Risiko Bencana Dunia
FOTO : Kompas.com
banner 468x60

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Konsep Resiliensi (ketangguhan) Berkelanjutan adalah solusi untuk menghadapi risiko semua bentuk bencana, termasuk pandemi dan sekaligus mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan.

Hal itu dinyatakan Presiden Jokowi, yang hadir dalam The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (25/05), melansir liputan6.com.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Disebutkan, terdapat empat konsep yaitu pertama dengan memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif dan adaptif terhadap bencana.

Selain itu, pendidikan aman bencana, serta kelembagaan pemerintahan dan sosial yang sinergis dan tanggap terhadap bencana juga harus menjadi prioritas bersama,” terangnya.

Kedua, setiap negara harus berinvestasi pada sains, teknologi dan inovasi, termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi. Menurut Jokowi, akses pendanaan merupakan isu penting yang harus ditangani secara serius.

“Indonesia menyusun strategi pendanaan dan asuransi bencana, dengan membentuk dana bersama atau pooling fund, serta penggunaan dana pembangunan di tingkat desa, melalui Dana Desa, untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiap-siagaan,” ungkapnya.

Ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh terhadap bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim, selain mitigasi infrastruktur fisik, infrastruktur hijau.

Perlindungan terhadap masyarakat kelompok rentan yang bertempat tinggal di wilayah berisiko tinggi juga harus mendapatkan perhatian serius serta menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur.

Keempat, seluruh negara berkomitmen mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal.

Mulai dari Kerangka Kerja Sendai, Kesepakatan Paris, dan SDGs yang merupakan persetujuan internasional yang penting dalam upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim.

“Saya mengajak seluruh negara untuk berkomitmen dan bersungguh-sungguh untuk mengimplementasikannya,” tuturnya.

Masih dari sumber yang sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menargetkan Indonesia menjadi negara tangguh bencana pada 2045.

Namun, menurut Muhadjir, target tersebut dapat terwujud apabila melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

“Resiliensi atau ketangguhan hanya dapat diwujudkan apabila upaya tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan kebencanaan secara berkelanjutan dan inklusi,” ujarnya.

Kata ia, Indonesia telah punya beberapa rencana untuk mewujudkan negara tangguh bencana.

Salah satunya, Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2044 sebagai komitmen jangka panjang Indonesia dalam menerapkan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030.

Indonesia juga telah mengadopsi pendekatan berbasis masyarakat yang dikenal dengan gotong royong.

Muhadjir menekankan pentingnya kolaborasi pentaheliks, termasuk partisipasi dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.

Pada level komunitas kata ia, kolaborasi itu diterapkan melalui program seperti Taruna Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana.

Melansir dari https://m.liputan6.com/news/read/4971461/menko-pmk-ungkap-syarat-agar-indonesia-jadi-negara-tangguh-bencana-pada-2045

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.