Menko Airlangga Jelaskan Tiga Aspek Penting Ketahanan Pangan

Menko Airlangga Jelaskan Tiga Aspek Penting Ketahanan Pangan
FOTO : Freedomnesia
banner 468x60

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartato mengatakan, dalam hal ketahanan pangan ada tiga aspek yang perlu jadi perhatian.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Webinar bertema ‘Antisipasi Ketersediaan Pangan saat Ramadhan dan Idul Fitri’, yang digelar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, Jumat (18/03). Melansir Republika.co.id.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Ketiga aspek tersebut yaitu, pertama ketersediaan pangan dengan memastikan petani tetap berproduksi, menjamin ketersediaan saprodi, akses pasar, permodalan dan asuransi pertanian.

Selain itu, memastikan kelancaran distribusi dengan mengoptimalkan infrastruktur dan layanan logistik dari sentra produksi hingga ke konsumen, menjamin ketersediaan, stabilitas harga, dan serapan bahan pangan pokok dengan memastikan kecukupan stok pangan (supply-demand) di seluruh wilayah.  

Kedua, keterjangkauan pangan dengan memastikan masyarakat mampu mengakses pasar untuk memperoleh bahan pangan, memperkuat inisiatif pelaku pasar untuk memasarkan produk secara daring dan menggunakan layanan hantaran, serta menjaga daya beli masyarakat melalui stimulus jaring pengaman sosial dan insentif perpajakan dan KUR. 

Ketiga, keamanan dan kualitas pangan, hal yang perlu diperhatikan,  penerapan protokol keamanan pangan dan keamanan biologis di sepanjang rantai pasok pangan, optimalisasi pemanfaatan pangan lokal, menjaga pemenuhan gizi masyarakat rentan melalui bantuan sosial sembako.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartato menambahkan, ekonomi Indonesia telah mampu keluar dari tekanan akibat pandemi. Momentum pemulihan ini pun selalu diikuti oleh kebijakan reformasi sebagaimana dilakukan pada krisis-krisis sebelumnya. 

Dia mengatakan, pada 2022 ekonomi dan perdagangan dunia masih diproyeksikan tumbuh positif di tengah risiko dan tantangan seperti munculnya varian covid-19, krisis energi, disrupsi rantai pasok, kenaikan inflasi, normalisasi kebijakan moneter, ketidakpastian geopolitik, dan perubahan iklim, switching policy Tiongkok, pengetatan moneter di Amerika Serikat, dan kondisi kesinambungan fiskal di sejumlah negara Ems.      

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Airlangga, hampir selalu diatas perekonomian global mendorong konvergensi ekonomi Indonesia ke level yang lebih tinggi menuju lima besar dunia sesuai visi Indonesia Maju 2045. 

“Namun perekonomian nasional masih rentan terhadap tekanan eksternal,” kata ia sembari menyatakan sehingga diperlukan struktur perekonomian yang lebih kokoh dan berdaya saing tinggi.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan fase pemulihan ekonomi nasional masa pandemi Covid-19 berjalan di jalurnya hingga 2021, membentuk landasan yang solid bagi  agenda reformasi struktural ke depan.

Airlangga menyebutkan, salah satu hal yang paling penting terkait pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian.

Karena selama enam dekade terakhir, pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan selalu berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi yang terus bergeser dari 53,9 persen (1960), 24,8 persen (1980), 17,2 persen (2000), dan 13,7 persen ( 2020). 

“Namun pada masa resesi seperti 1998 (krisis finansial) dan 2020 (krisis Covid-19), peran sektor pertanian selalu mampu bertahan sebagai buffer perekonomian,” ujarnya. 

Dia menjelaskan, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tetap tumbuh positif selama Pandemi Covid-19. Ini terlihat pada pertumbuhan ekonomi  sektor pertanian pada 2021 dibandingkan dengan 2020 tumbuh 1,84 persen. 

Terkait bahan makanan, pada Februari 2022, bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,34 persen. Dan komoditas bahan makanan yang memberikan andil inflasi pada Februari 2022 adalah bawang merah 0,03 persen dan cabai merah 0,02 persen.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.