Peneliti Ingatkan Jangan Anggap Enteng Subvarian BA.2

Peneliti Ingatkan Jangan Anggap Enteng Subvarian BA.2
FOTO : SINDOnews
banner 468x60

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut subvarian BA.2 yang dikenal dengan sebutan Omicron Siluman punya daya infeksi yang lebih tinggi.

“BA.2 serius sekali ancamannya karena dari hasil laporan, salah satunya seperti (riset) dari Tokyo, kita melihat bahwa BA.2 ini 4x lebih dari Delta. Dan yang paling menjadi catatan atau perhatian juga adalah, dia memiliki potensi 10x lebih besar dari BA.1,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/03).

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak menganggap enteng Omicron yang masuk dalam Varian of Concern (VoC) WHO, jangan lagi ada anggapan Omicron tidak berbahaya.

“BA.2 terbukti semakin menguat, ini menjadi suatu ancaman yang sangat serius. Dia lebih cepat menular, ketika dia menginfeksi, virusnya banyak dan juga lebih mematikan daripada BA.1,” tuturnya.

Lanjut ia, Subvarian BA.2 ini berpotensi menyebabkan menyebabkan ledakan baru kasus Covid-19.

“Jadi, kalau kita longgar masker, tidak jaga jarak, tidak batasi kapasitas, ventilasi sirkulasi tidak diperbaiki, ya kita dalam posisi berbahaya dan angka kasus serta kematian bisa tinggi. Itu yang terjadi sekarang di banyak negara seperti di Hong Kong,” tambah Dicky.

Sebelumnya, pemerintah telah memberi kelonggaran pembatasan secara bersamaan, mulai dari pembebasan tes untuk perjalanan domestik, pemangkasan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri, hingga tidak lagi ada jarak di kursi penumpang KRL.

“Temuan (ancaman Omicron Siluman) ini semakin harus kita seriusi di tengah fenomena baik pemerintah maupun masyarakat begitu menggebu melakukan pelonggaran, begitu menganggap bahwa saat ini (pandemi) sudah mau selesai,” ucapnya.

Dicky mengingatkan, salah perkiraan dalam menentukan kebijakan bisa berakibat fatal.

Jika tak bersabar, menurutnya, Indonesia justru akan semakin lama keluar dari fase krisis Covid-19.

“Bisa lebih jauh ke arah selesai dari masa kritis ketika kita terlalu cepat melakukan banyak pelonggaran. Serentak tanpa ada perhitungan yang matang, tanpa ada kehati-hatian,” tegas Dicky.

Ia tak menampik memang betul saat ini kasus varian Omicron sudah melewati masa puncak lonjakan. Meski begitu, kata Dicky, bukan berarti pelonggaran aturan lantas dilakukan secara bersamaan mengingat sifat Omicron Siluman yang cukup bahaya.

“Memang betul ada sisi kabar baik, tapi kabar buruknya juga ada. PR nya juga banyak. Kita jangan euofira. Kalau memang ada pelonggaran, misalnya (penghapusan) tes, yang lainnya dijaga dulu. Nggak bisa serentak kaya gini,” papar dia.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar konsistensi dalam melakukan disiplin protokol kesehatan masih harus dilakukan.

“Modal imunitas kita kan belum memadai ya. Yang sudah (cakupan vaksinasi) 90% aja masih diketatkan jaga jarak dan kedisiplinannya,” imbuh Dicky.

Menurut Dicky, penerapan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas) masih mutlak harus dilakukan.

“Karena ketika kita memberi peluang VoC apapun untuk bersirkulasi, kita memberi peluang terjadinya varian baru. Dan memberi peluang virus ini akhirnya mencapai kelompok yang rawan sehingga tingkat keparahan seperti pasien masuk ICU dan kematian tinggi, akan meningkat,” urainya.

Dicky pun meminta agar pemerintah lebih waspada dalam menerapkan kebijakan. Peluang dihapuskannya kewajiban memakai masker dan penerapan jaga jarak dinilai belum bisa dilakukan untuk saat ini.

Ia justru menyarankan agar penggunaan masker dan pengetatan jaga jarak dilakukan, bukannya malah dikurangi.

“Kalau ini tidak dilakukan dalam keseharian kita di tengah situasi yang juga masih serius ini, kita akan memberi peluang pada subvarian BA.2 Omicron ini untuk jadi masalah di Indonesia, dan mereka sudah ada. Situasinya masih berbahaya, belum seaman itu,” tutup Dicky.

Melansir dari https://nasional.kompas.com/read/2022/03/11/06300031/pakar-sebut-omicron-siluman-bisa-sebabkan-ledakan-baru-kasus-covid-jaga?page=all

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.