NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Dalam studi terbaru, berdasarkan hasil eksperimental, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan subvarian Omicron BA.3 dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah dari varian aslinya.
Melansir Detikcom, untuk diketahui, ada beberapa subvarian virus Corona varian Omicron yakni BA.1, BA.1.1, BA.2 dan yang terbaru yakni BA.3.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa Omicron merupakan varian yang menjadi perhatian (Variant of Concern) dan kami sudah melacak beberapa subvarian. Saat ini yang paling menonjol terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, B1.1., BA.2 dan yang terbaru BA.3, serta turunan lainnya,” jelas pakar penyakit menular WHO, Maria Van Kerkhoven, dikutip dari Livemint, Senin (7/3/2022).
Lebih lanjut dalam pernyataan, ia juga menyinggung tentang hasil studi yang dilakukan para peneliti di Jepang terkait varian baru COVID-19. WHO telah melihat sinyal terkait tingkat keparahan akibat subvarian baru.
“Kita melakukan penelitian terkait tingkat keparahan dalam hal peningkatan risiko rawat inap orang yang terinfeksi BA.2 dibandingkan BA.1. Dari hasil evaluasi di beberapa negara, kita tidak melihat adanya perbedaan tingkat keparahan BA.1 dibandingkan BA.2,” tegas Maria.
Sehingga berdasarkan data tersebut, subvarian BA.3 memiliki tingkat keparahan yang sama dengan BA.1 dan BA.2 terkait risiko rawat inap.
“Dari (hasil penelitian) di negara-negara itu, belum terlihat perubahan tingkatan keparahan. Jadi selain studi eksperimental, kami juga melihat data dunia nyata,” sambungnya.
Sementara itu, dikutip dari Times of India, Senin (7/3/2022), pada dasarnya gejala yang ditimbulkan dari subvarian Omicron BA.3 tidak jauh berbeda dengan BA.1 dan BA.2.
Adapun, gejala subvarian Omicron BA.3 yang umum dirasakan antara lain, sakit tenggorokan, pilek, bersin, sakit kepala, badan sakit/ngilu, dan demam.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.