Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Sinergitas dan Konsolidasi dalam Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan e-SPM”, pada tanggal 18 hingga 20 Juni Selengkapnya
Kategori: Sulawesi Tengah
Tentang Sulawesi Tengah
Melansir dari wikipedia, Sulawesi Tengah (disingkat Sulteng) adalah sebuah provinsi bagian tengah Pulau Sulawesi, Indonesia.
Ibu kota provinsi ini adalah Kota Palu. Luas wilayahnya 61.841,29 km², dan jumlah penduduknya 3.222.241 jiwa (2015).
Sulawesi Tengah memiliki wilayah terluas pada Pulau Sulawesi, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua setelah provinsi Sulawesi Selatan.
Gubernur yang menjabat sekarang adalah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si. bersama dengan Rusli Baco Dg. Palabbi.
Sejarah
Wilayah sepanjang pesisir barat Sulawesi Tengah, dari Kaili hingga Tolitoli, ditaklukkan oleh Kerajaan Gowa sekitar pertengahan abad ke-16 dengan Raja Tunipalangga, sebagai pemimpinnya.[7]
Wilayah sekitar Teluk Palu merupakan pusat dan rute perdagangan yang penting, produsen minyak kelapa, dan “pintu masuk” ke pedalaman Sulawesi Tengah.[8]
Sedangkan, daerah Teluk Tomini sebagian besar berada pada kekuasaan Kerajaan Parigi.
Pada tahun 1824, perwakilan Kerajaan Banawa dan Kerajaan Palu menandatangani Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) dengan pemerintah kolonial.[9] Kapal-kapal Belanda mulai sering berlayar di bagian selatan Teluk Tomini setelah tahun 1830.[10]
Sulawesi Tengah baru benar-benar “diperhatikan” oleh Pemerintah Hindia Belanda pada periode tahun 1860-an.
Seorang pejabat pemerintah bernama Johannes Cornelis Wilhelmus Diedericus Adrianus van der Wyck, berhasil mengunjungi Danau Poso pada tahun 1865 sekaligus menjadi orang Eropa dan Belanda pertama yang melakukannya.
Langkah ini diikuti oleh pejabat pemerintah lainnya, Willem Jan Maria Michielsen, pada tahun 1869.[10] Wacana untuk menduduki wilayah ini ditolak—merujuk kepada kebijakan anti-ekspansi yang dikeluarkan pemerintah kolonial pada zaman itu.[11]
Baru pada tahun 1888, sebagian besar wilayah ini mulai menjalin hubungan dengan pemerintah di Batavia melalui perjanjian pendek yang ditandatangani oleh para raja dan penguasa lokal, sebagai tindakan antisipasi pemerintah terhadap kemungkinan tersebarnya pengaruh politik dan ekonomi Britania Raya pada wilayah ini.[11]
Kemudian saar periode tersebut, Sulawesi Tengah berada pada yurisdiksi Afdeling Gorontalo, yang berpusat di Gorontalo.
G. W. W. C. Baron van Höevell, Asisten Residen Gorontalo, khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di Gorontalo akan meluas ke wilayah Sulawesi Tengah—yang saat itu masih belum dimasuki agama samawi, dan penduduknya sebagian besar masih pagan, penganut animisme, dan memeluk agama suku.
Baginya, agama Kristen adalah penyangga yang paling efektif melawan pengaruh Islam.[12] Ia menghubungi lembaga misionaris Belanda, Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), dan meminta mereka untuk menempatkan seorang misionaris di wilayah ini.
Pada tahun 1892, NZG kemudian mengirimkan misionaris bernama Albertus Christiaan Kruyt, yang ditempatkan di Poso dan berlanjut pada tahun 1894, ketika pemerintah mengangkat Eduard van Duyvenbode Varkevisser, sebagai Kontrolir atau pejabat pemerintah yang akan menjadi pengawas dan pemimpin wilayah Poso.
Zaman Reformasi
Dengan perkembangan Sistem Pemerintahan dan tutunan Masyarakat dalam era Reformasi yang menginginkan adanya pemekaran Wilayah menjadi Kabupaten, maka Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan melalui Undang-undang Nomor 11 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan.
Kemudian melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 oleh Pemerintah Pusat terbentuk lagi 2 Kabupaten baru di Provinsi Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tojo Una-Una. Setelah pemekaran beberapa wilayah kabupaten, provinsi ini terbagi menjadi 14 daerah, yaitu 13 kabupaten dan 1 kota.
Ibu kota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.
Ijazah Berbasis TIK Hindari Ijazah Palsu
KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Hindari Ijazah Palsu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) mulai menerapkan penerbitan ijazah berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada satuan pendidikan Selengkapnya
Biaya Program Seragam Gratis, Mencapai Rp 3 Miliar Rupiah
KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Pemkab Parimo) mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk pengadaan seragam sekolah gratis bagi 15.400 siswa baru tahun ajaran 2025. Program Selengkapnya

Disdikbud Parigi Moutong Pastikan, Tidak Ada Pungutan Biaya Ijazah
KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Pemkab Parimo) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menegaskan bahwa seluruh satuan pendidikan di wilayahnya dilarang melakukan pungutan biaya untuk pengambilan Selengkapnya
Program Revitalisasi Sekolah Sasar Sebanyak 23 Sekolah di Parigi Moutong
Sebanyak 23 sekolah di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, akan menjalani rehabilitasi bangunan melalui Program Revitalisasi Tahun Anggaran 2025. Program ini mencakup satuan pendidikan dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Selengkapnya
Pembersihan Lingkungan dan Tanam Pohon, Aksi Nyata PLN ULP Parigi Lestarikan Lingkungan
KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 PLN ULP Parigi Ikut Serta Ambil Bagian Melakukan Aksi Tanam Pohon dan Juga aksi bersih lingkungan Dalam rangka memperingati Selengkapnya
Satgas Tambang di Parigi Moutong, Bakal Dibentuk Pemda
KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Pemerintah Daerah (Pemda) berencana membentuk tim khusus berupa Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas tambang di Kabupaten Parigi Moutong. Demikian disampaikan Wakil Selengkapnya
Tidak Ada Pos Lagi.
Tidak ada laman yang di load.