NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – GRUWI dan GRITA adalah sebuah alat bantu bagi penyandang disabilitas, yang merupakan hasilinovasi tim disabilitas yang dibina di sentra- sentra Kemensos.
Melansir dari website resmi Kemensos RI, pihak Kemensos telah berhasil melakukan inovasi terhadap sejumlah alat bantu bagi penyandang disabilitas.
Inovasi alat bantu bagi penyandang disabilitas terbaru yaitu, Gelang Rungu dan Wicara (GRUWI) dan Gelang Tuna Grahita (GRITA) serta Tongkat Adaptif yang telah dipatenkan Kemensos.
GRUWI diluncurkan oleh Mensos sebagai salah satu upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, sekaligus respons terhadap ancaman keamanan yang dihadapi penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.
GRUWI sendiri merupakan sebuah alat bantu berbentuk gelang, yang memiliki pemicu sensor gerak serta dilengkapi dengan pendeteksi denyut nadi.
Apabila pengguna dalam kondisi darurat atau panik yang membuat nadi tiba-tiba berdenyut cepat, maka gelang ini akan berbunyi untuk menarik perhatian orang lain. Sehingga, kejahatan terhadap penyandang tunarungu dan tunawicara serta tunagrahita bisa dicegah.
“Inovasi kami di Kemensos ini, berangkat dari kegelisahan saya yang sering mendapati kasus rudapaksa. Dimana, tidak sedikit dari kasus ini, yang korbannya menimpa anak-anak penyandang disabilitas,” ujar Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini.
Sementara itu, GRUWI, GRITA hingga Tongkat Adaptif ini kata ia, merupakan hasil inovasi tim disabilitas yang dibina di sentra-sentra Kemensos, salah satunya Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Bogor.
Kemudian, Royani, selaku Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Bogor, menjelaskan, alat tersebut berfungsi sebagai early warning system atau peringatan dini bagi penyandang disabilitas baik tunarungu, tunawicara maupun intelektual, jika terjadi ancaman yang dapat membahayakan dirinya dari luar.
“Hingga saat ini, jumlah produksi awal untuk GRUWI sebanyak 217 unit dan GRITA sebanyak 100 unit. Dari jumlah tersebut, GRUWI yang telah disalurkan sebanyak 65 unit dan untuk GRITA belum ada penyaluran,” terangnya.
Meski demikian, Royani mengatakan, inovasi Kemensos ini secara perlahan dan pasti mulai menunjukan tren positif. Pasalnya, kata ia, kini jumlah permintaan atau pesanan yang dalam proses persiapan pengiriman GRUWI dan GRITA ke Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) mencapai 150an uni lebih.
“GRUWI sebanyak 75 unit, sedangkan GRITA sebanyak 90 unit. Karena manfaatnya yang langsung dirasakan para penyandang disabilitas,” pungkasnya.
Hadirnya GRUWI dan GRITA ini, seakan mempertegas komitmen Kemensos terhadap penyandang disabilitas, yaitu memperkuat keberpihakan kepada penyandang disabilitas.
Hal ini sejalan dengan semangat ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025, yang akan digelar pada 10-12 Oktober 2023 di Makassar.
Diketahui, perhelatan ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025, akan dihadiri 200 delegasi dari Badan Sektor ASEAN, organisasi terafiliasi ASEAN, organisasi penyandang disabilitas, mitra wicara ASEAN, serta akademisi di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2022/09/19/kemensos-bangun-empat-lumbung-sosial-di-sigi/
KUNJUNGI JUGA : https://kemensos.go.id/lindungi-disabilitas-kemensos-ciptakan-gruwi-dan-grita
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.