NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar studi literatur penyusunan dokumen kesiapsiagaan, khususnya rencana penanggulangan kedaruratan bencana, Kamis 22 Desember 2022.Â
“Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mengurangi risiko bencana,” ungkap Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana BNPB, Berton Suar Pelita Panjaitan Ph.D, saat membuka kegiatan, melansir bnpb.go.id .
Berton mengatakan, upaya ini tidak hanya untuk penguatan kapasitas internal tetapi juga mitra BNPB di daerah, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
Pada konteks kesiapsiagaan ataupun kedaruratan, Berton menyampaikan, permasalahan yang sering muncul saat situasi darurat yaitu belum optimal penanganan darurat bencana hampir di seluruh wilayah.
“Belum semua daerah (provinsi dan kabupaten/kota) mempunyai dokumen Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB) dan rencana kontinjensi,” imbuhnya.
Dimana, RPKB tersebut memuat tugas dan tanggug jawab, kebijakan dan strategi dan rencana tindakan atau rencana operasional secara umum dan perencanaan logistik yang perlu dilakukan untuk melaksanakan untuk menghadapi lebih dari satu jenis ancaman bencana yang mungkin terjadi.
Di samping itu, dokumen ini memuat dan menjelaskan peran, tanggung jawab dan pengorganisasian penangangan darurat bencana.
Menurut Berton, RPKB dan rencana kontinjensi yang sudah disusun sampai saat ini belum secara optimal disinergikan dan dilatihkan bersama.
Hal tersebut berdampak pada pemahaman dan kemampuan para personel yang nantinya menjadi pelaksana penanganan darurat bencana kurang memadai sehingga berdampak pada penanggulangan bencaan yang tidak dapat dilaksanakan secara cepat dan andal.
RPKB ini dirancang sebagai dokumen pemandu kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan darurat bencana.
Pelaku tersebut melibatkan di sektor pemerintah, lembaga usaha, lembaga non-pemerintah, TNI, Polri hingga pelaku internasional.
“Prinsip RPKB ini menjabarkan doktrin dalam mengelola bencana atau kedaruratan tanpa memandang skala, cakupan dan kompleksitasnya,” ungkapnya.
Masih dari sumber yang sama, melalui bermain peran atau role play, fasilitator Dr. Puji Pujiono menyampaikan, empat tahapan dalam penyusunan yaitu persiapan, penyusunan, pengembangan dan pengesahan.
Sementara itu, Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB juga melakukan studi literatur manajemen pelatihan dari Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada 21 – 24 Desember 2022 merupakan bagian program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project  (IDRIP).
Program ini bertujuan umum untuk membangun kesiapsiagaan dan resiliensi masyarakat Indonesa dalam menghadapi bencana.Â
Melansir dari https://bnpb.go.id/berita/studi-literatur-penyusunan-dokumen-pelatihan-kesiapsiagaan
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.