Penjelasan IDAI Soal Perbedaan Diare Biasa dan Diare Hepatitis Akut

Penjelasan IDAI Soal Perbedaan Diare Biasa dan Diare Hepatitis Akut
FOTO : CNNindonesia

NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan perbedaan perbedaan diare biasa dan diare gejala hepatitis akut misterius, melansir kompas.com.

Penjelasan itu disampaikan Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi IDAI, Dr. dr. Muzal Kadim, SpA(K) dalam Seminar Media IDAI tentang “Serba-Serbi Penyakit Lebaran pada Anak” yang digelar 10 Mei 2022 lalu dan ditayangkan melalui chanel Youtube IDAI.

Bacaan Lainnya

Kata ia, apabila frekuensinya lebih sering dari biasanya lebih dari tiga kali dengan konsistensi yang berbeda dari sebelumnya.

“Konsistensi lebih lembek, biasanya berbau lebih busuk, lebih menyengat, berbau asam, ada lendir, jadi ada perubahan,” kata dokter Muzal.

Diare bisa disebabkan oleh banyak faktor, yang paling sering adalah virus Rotavirus dan Adenovirus.

“Tapi sekarang ini tidak tahu, ditemukan pada kasus-kasus yang dilaporkan World Health Organization (WHO) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” jelasnya.

Muzal menjelaskan, diare yang disebabkan oleh Adenovirus biasanya ringan, hanya menunjukkan gejala muntah dan diare yang akan sembuh dalam 2-3 hari saja.

“Biasanya didahului dengan demam, kemudian anaknya muntah dua sampai tiga kali, baru kemudian besoknya diare, itu yang paling sering terjadi. Diarenya biasa cair, berbusa, berbau asam, ada kembung, merah di anusnya,” jelas Muzal.

Muzal yang juga dokter spesialis anak konsultan pencernaan dan hati anak di RS Cipto Mangunkusumo itu menjelaskan, diare yang merupakan gejala hepatitis akut misterius akan dilanjutkan dengan tanda-tanda atau gejala yang lainnya.

Jadi setelah mengalami diare, sakit perut, dan demam, anak akan mengalami perubahan warna kelopak mata dan kulit.

“Biasanya di kelopak mata itu, di sklera. Jadi, kalau kelopak matanya ditarik di sklera mata yang putih itu jadi kuning. Perubahan warna kuning itu kemudian akan berlanjut ke area kulit badan. Selain itu, warna urin pun akan berubah menyerupai air teh atau cola,” ungkapnya.

Masih dari sumber yang sama, Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso menyebut, ada sejumlah tanda atau gejala seorang anak terkena hepatitis akut.

“Tanda atau gejala itu meliputi warna urin berubah menjadi gelap seperti minuman cola dan feses berwarna pucat,” terangnya.

Pada kondisi lebih lanjut lanjut ia, terjadi perubahan warna kuning pada mata dan kulit, gatal, nyeri sendi/pegal-pegal, mual dan muntah, nyeri perut, merasa lesu, lelah, lemah, dan hilang nafsu makan, dan diare.

“Kemudian jika kondisi sudah berat, maka gejala yang muncul bisa berupa penurunan kesadaran, dan kejang-kejang,” ungkapnya.

Diketahui, penyakit hepatitis akut sudah menyebar ke berbagai negara di Eropa dan Asia. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada tujuh anak yang meninggal akibat penyakit ini.

Melansir dari https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/16/141500965/perbedaan-diare-biasa-dan-diare-gejala-hepatitis-akut-misterius


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250