Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com – Gimba adalah salah satu organisasi di Kabupaten Parigi Moutong, yang berkontribusi mencetak generasi muda yang bergerak untuk kepentingan pelestarian seni dan budaya Kaili.
Organisasi Gimba ini meruapakan wadah bagi generasi muda Parigi Moutong untuk menyalurkan bakatnya, terutama yang berkaitan dengan pelestarian unsur-unsur budaya lokal.
“Selain sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat, hadirnya Gimba ikut menjawab tantangan di era modern. Sebab, unsur budaya lokal seharusnya bisa terus lestari untuk tujuan pembangunan, termasuk pembangunan sumber daya manusia,” ungkap pendiri Organisasi Gimba Husrin Badja, kepada redaksi kabarSAURUS Jum’at (03/09).
Dilanjutkannya, saat ini banyak sekali perkembangan yang membawa dampak postif maupun negatif di kalangan masyarakat khususnya generasi milenial.
Contohnya, internet yang mempermudah pembelajaran di masa pandemi. Namun, di sisi lain, globalisasi juga dapat menjadikan generasi muda terpengaruh oleh budaya barat mulai dari tren busana hingga genre musik yang dikhawatirkan menggeser keberadaan musik tradisional.
Oleh karena itu, banyak seniman mendirikan organisasi atau sanggar-sanggar seni untuk mengenalkan betapa kayanya budaya Indonesia ke kaum milenial.
Organisasi Gimba di dirikan oleh salah satu seniman Parimo untuk mengenalkan budaya Kaili kepada orang-orang dari luar daerah baik kabupaten, provinsi maupun di kancah internasional.
“Dalam Organisasi Gimba, para milenial dilatih untuk lebih mengenal unsur budaya mereka sendiri yaitu budaya Kaili, mulai dari bermain musik tradisional, menyanyikan lagu tradisional serta membuat film pendek tentang budaya Kaili,” kata Husrin Badja.
Karya yang dibuat oleh Organisasi Gimba dapat diakses melalui YouTube. Sampai saat ini, Gimba telah menghasilkan beberapa album salah satunya bertajuk ‘Pakaroso Ada’.
10 April 2010, Gimba Terbentuk
Selain album, mereka juga telah meluncurkan dua film yakni cara pembuatan lalove dan kisahnya untuk mewakili Sulteng di lomba nasional.
“Saya mendirikan organisasi Gimba pada 10 April 2010 dan Alhamdulillah masih eksis sampai sekarang walaupun belum membuka latihan sehari- hari karena kondisi pandemi saat ini” tutur Hustin Badja.
Tanggal 10 april dipilih karena tanggal tersebut bertepatan dengan ulang tahun Kabupaten Parigi Moutong. Nama Gimba juga merupakan akronim dari ‘Generasi Muda Berbudaya’.
Selain aktif di bidang seni, Organisasi Gimba juga bergerak di bidang masyarakat dengan mengadakan sunatan massal dan pawai obor pada satu Muharam, yang berkerja sama dengan risma Desa Parigimpu’u, Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong.
“Anak muda Parimo mempunyai potensi-potensi yang bagus untuk di kembangkan karena pada umumnya anak muda dapat melakukan apa pun asal ada yang mengarahkan,” tutupnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.