Covid Parigi Moutong ‘Menggunung’, Penjual Rapid Antigen Raup Untung?

Ilustrasi Penjualan Alat Rapid Antigen di Parigi Moutong
Ilustrasi Sumber Design Foto ( Redaksi KabarSAURUS)
banner 468x60

Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com – Kasus Pasien Positif Covid di Kabupaten Parigi Moutong, secara perlahan mulai ‘menggungung’ saat ini. Kondisi tersebut, seakan jadi berkah bagi pengusaha penjajal alat Rapid Antigen pada sejumlah Puskesmas di wilayah ini.

Hal inipun berdampak pada potensi kemunculan anggapan pada kalangan masyarakat tentang adanya potensi komersialisasi yang terjadi dibalik peningkatan jumlah kasus Pasien Covid-19 di Kabupaten Pargi Moutong saat ini.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Berdasarkan informasi yang berhasil Redaksi Kabar Saurus himpun, beberapa warga yang pernah melakukan pemeriksaan kondisi kesehatannya pada sejumlah Puskesmas berbeda wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Mencuatkan ‘bau’ praktek komersialisasi.

Pasalnya, pasien yang datang dalam kondisi berpotensi untuk rawat inap, diminta terlebih dahulu melakukan tahapan pemeriksaan Covid-19 yang menggunakan alat Rapid Test Antigen, berbandrol harga yang variatif dari masing-masing puskesmas mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 250.000.

Perdagangan alat test Rapid Antigen ini, dilakukan oknum-oknum tenaga kesehatan pada sejumlah puskesmas wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

Perdagangan alat test Rapid Antigen yang menguntungkan segelintir oknum tenaga kesehatan ini, terkesan mengatasnamakan Puskemas.

Pasalnya, hasil test pasien dari alat Rapid Antigen tersebut terbumbuhi surat ber-KOP Puskemas pada sejumlah wilayah di Parigi Moutong.

Parahnya, praktek jual beli Rapid Antigen ini, disinyalir kuat tersistem secara masif dari tingkat Dinas Kesehatan Parigi Moutong, hingga ke masing-masing Puskesmas itu sendiri.

Sebelumnya jual beli alat Rapid Test ini, sempat menjadi problem bagi warga kalangan ekonomi menegah – kebawah dan mencuat kepermukaan saat terjadi pembatasan sosial (Social Distancing) diwilayah kota palu. Saat itu, Pemkot Palu mengeluarkan kebijakan agar warga pelaku perjalanan dari luar Kota Palu yang ingin melintas ataupun berkunjung ke Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah ini, wajib menunjukkan hasil Rapid Test dari wilayah asal.   

Baca Berita Terkait : https://kabarsaurusonline.com/2020/10/12/sopir-parigi-palu-provinsi-sulawesi-tengah-digratiskan-rapid-test/

Pemeriksaan Rapid Antigen Pada Sejumlah Puskesmas Parigi Moutong, Kuat Dugaan Sengaja Diarahkan

Namun, saat aktifitas pembatasan social wilayah Kota Palu telah terhenti, jual beli alat Rapid test pada sejumlah puskemas di Parigi Moutong terus berjalan. Bukan hanya bagi mereka yang membutuhkan untuk keperluan perjalanan ke wilayah lain, jual beli alat Rapid test ini menjadi keharusan bagi warga yang sakit dan berpotensi untuk dilakukan rawat inap.

Dugaan sengaja diarahkannya pemeriksaan Rapid Antigen yang berbanderol ‘Pundi-Pundi’ bernilai ratusan ribu rupiah ini, semakin menguat menyusul adanya pemeriksaan alat test Swab PCR setelah hasil Rapid Antigen yang berbayar itu menunjukkan hasil reaktif.

Hasil reaktif dari alat test Rapid Antigen yang terjual bebas di sejumlah puskesmas Parigi Moutong ini, seakan jadi ‘rekomendasi’ kepada petugas tracking Covid-19 yang juga merupakan para tenaga kesehatan pada sejumlah puskesmas tersebut.

Hal ini seperti pengakuan Muliyati yang merupakan salah seorang petugas tracking Covid-19 pada Puskesmas Parigi, Kabupaten Parigi Moutong.

Muliyati yang disambangi Redaksi KabarSAURUS diruang kerjanya mengakui, pada Puskesmas Parigi terdapat petugas kesehatan yang menjual alat tes Rapid Antigen secara pribadi.

Meski demikian, kata Muliyati, sejauh ini, pihak Puskesmas Parigi menjual alat Rapid Antigen   tersebut, pada warga yang ingin melakukan perjalan luar kota, dengan melakukan pemeriksaan secara mandiri.   

Namun, kata Mulyani, jika hasil tes Rapid Antigen itu terbaca reaktif, maka menjadi laporkan pada Petugas tracking atau Surveilans, untuk ditindaklanjuti kembali dengan melakukan Tes PCR.

“Pada saat hasilnya reaktif nanti, mereka akan melaporkan ke saya, saya ambil tindakan selanjutnya. Jadi saya ambil ke PCR dan itu tidak berbayar. Jadi kalau hasilnya positif, maka pemeriksaan kami lanjutkan ke pihak keluarga pasien.” jelasnya pada Redaksi Kabar Saurus, Kamis kemarin.

Selain itu, menurut Mulyati, pemeriksaan menggunakan alat PCR gratis ini, juga dilakukan kepada trackingan warga pelaku perjalanan dari luar Kabupaten Parigi Moutong.

Cerita Pasien Reaktif di Puskesmas Parigi Kabupaten Parigi Moutong Pakai Alat Berbayar Cepat Ketahui Hasil  

Sementara itu, berdasarkan informasi yang berhasil media ini himpun. Salah seorang warga Desa Bambalemo Kecamatan Parigi yang berinisiatif untuk melakukan pemeriksaan Covid-19 di Puskesmas Parigi karena mulai merasakan tanda-tanda terpapar Covid-19.

Ia mengaku, mendapat penjelasan dari pihak Puskemas Parigi terkait perbedaan rentan waktu antara pemeriksaan gratis dengan pemeriksaan berbayar. Merasa dirinya mendapat tanda kondisi tubuh yang terpapar Covid-19, dengan harapan dapat segera mendapat penanganan. Akhirnya warga tersebut terpaksa memilih untuk menggunakan alat test yang berbayar.

“Saya coba untuk memeriksakan diri ke Puskesmas Parigi. Saat itu, saya ditawari untuk test Rapid Antigen yang berbayar. Karena pihak puskesmas menjelaskan, proses hasilnya bisa diketahui sekitar 15-30 menit dengan berbayar Rp 300.000 untuk pemeiksaan terhadap Dua orang. Karena saya juga penasaran, dan bisa segera mendapat penanganan, akhirnya saya terimalah meski harus berbayar,” ungkap salah seorang warga Parigi yang enggan namanya terpublish.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.