Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com – Rumah Kompos menjadi sumber pendapatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, yang membayar gaji sejumlah tenaga honor lingkup Organisasi Perangakat Daerah (OPD) tersebut.
Rumah Kompos yang mulai tergarap saat membumingnya program KUKUSA sebagai upaya Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong meraih Piala Adipura, nampaknya bisa menjadi salah satu sumber pendapan daerah.
Pasalnya, meski sekitar setahun program ini digarap DLH Kabupaten Parigi Moutong, ternyata sudah mampu menjadi sumber pendapatan bagi OPD ini.
Meskipun belum menghasilkan Pundi-pundi Rupiah dalam jumlah yang besar, setidaknya kini sudah mampu menutupi beberapa biaya operasional pada DLH Parigi Moutong.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup, Irfan Maraila, kepada Redaksi kabarSAURUSonline.com saat menyambangi ruang kerjanya, Selasa (10/11).
Ia mengatakan, adanya Rumah Kompos dapat mengurangi pencemaran udara pada saat pembakaran sampah. Selain itu, keberadaannya juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi OPD yang ia pimpin saat ini.
“Kalau rumah kompos ini, sudah kita produksi. Itu rata rata penghasilannya paling kurang satu ton perbulan, malah kadang lebih,” ujarnya.
Ia menuturkan, saat ini penghasilan pupuk yang bersumber dari kegiatan tersebut, masih bergantung dari bahan baku dan aktivitas petugas yang mengelola.
Menurutnya, dalam kurun waktu dua minggu kedepan Rumah Kompos dapat kembali memproduksi pupuk, karena ketersediaan sampah yang menjadi bahan utama sudah terkumpul kembali.
“Hasil pada bulan sebelumnya, bisa kita pacu dua ton dalam waktu satu bulan. Kemasannya kami buat bervariasi, ada yang 20 kilogram dengan harga Rp 15.000. Sedangkan, kemasan 50 kilogram, berbandrol harga Rp 75.000,” terangnya.
Rumah Kompos Masih Dalam Tahapan Uji Coba, Diharapkan Bisa Jadi PAD
Irfan mengungkapkan, hasil penjualan dari produksi pupuk tersebut telah meringankan beban anggaran DLH. Khususnya, dalam hal pembayaran gaji tenaga honorer.
Apalagi dalam masa pandemi Covid-19 saat ini katanya, beberapa tenaga honorer yang tidak dapat teranggarkan. Namun lanjut Irfan, penghasilan dari kegiatan produktif itu dapat sedikit mengatasi biaya operasional pada OPD tersebut.
“Minimal, sudah ada uang bensin. Kalau untuk ke daerah, kita belum ada. Karena, hal ini masih dalam tahapan uji coba,” jelasnya.
Ia menambahkan, produktivitas pupuk dari Rumah Kompos tersebut mendapat respon positif dari kalangan masyarakat.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.