Parigi Moutong – Mengacu pada 20 indikator penanganan stunting, 47 desa sasaran program stunting di Kabupaten Parigi Moutong akan dilakukan monitoring. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Sosial dan Budaya Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), Sahid Badja Jumat (19/6).
Dijelaskannya kepada KabarSAURUSonline.com, proses monitoring akan dilakukan selama delapan hari kedepan. Dalam sehari menurut Sahid, ada satu tim yang akan ditugaskan menangani tiga desa.
“Kami sudah menghitung efesiensi waktu dalam melakukan monitoring nantinya. Untuk pelaksanaan program stunting minggu depan ini kita melaksanakan monitoring 47 desa sasaran,” ujarnya.
Dia menerangkan, menurut Kemenpan kegiatan penanganan stunting tetap dijalankan sesuai perencanaan, meskipun ditengah pandemi Covid-19. Namun diakuinya, dalam pelaksanaan program tersebut ada beberapa kegiatan yang bergeser. Seprti, anggaran rapat melibatkan banyak orang diganti dengan rapat virtual.
Menurut dia, sementara tahapan yang sudah terlaksana sampai keaksi empat, yang saat ini prosesnya masuk pada pengimputan laporan.
“Kami sudah melakukan rembuk stunting secara virtual yang diikuti semua stakeholder. Hasil dari rembuk stunting yaitu adanya kesepakatan bersama untuk menurunkan angka stunting di 47 desa sasaran program stunting,” jelasnya.
Disebutkannya, awal Desember 2020 ini pihaknya sudah akan turun mengevaluasi desa sasaran progran stunting. Hal itu sebagai upaya komitmen untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Parigi Moutong.
Diketahui juga katanya, anggaran DID dan DAK merupakan sumber pelaksanaan program stunting. Namun sisi lain, pihak desa juga diperkenankan mengalokasikan dana desa untuk mendukung program tersebut.
“Tidak akan ada tumpang tindih, karena dalam juknis sudah ada mata anggaran yang bisa dialokasikan di desa untuk program stunting, begitu juga yang dari DID dan DAK di OPD,” paparnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.