KABUPATEN PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Polemik krisis darah di Kabupaten Parigi Moutong yang dimanfaatkan oknum tidak bertanggungjawab karena mengabaikan nilai kemanusiaan demi mendapatkan cuan, mendapat perhatian serius dari salah seorang Anggota Komisi IV DPRD Parigi Moutong, sampai memberikan peringatan terbuka kepada pihak Dinkes dan PMI di daerah ini.
Krisis darah di Kabupaten Parigi Moutong yang berlangsung sejak beberapa tahun terakhir, perlahan tapi pasti mulai memberikan dampak negatif. Pasalnya, saat ini sejumlah kasus jual beli darah hingga penipuan mengatasnamakan Palang Merah Indonesia (PMI) di daerah ini, mulai mencuat kepermukaan.
Situasi ini turut mendapat sorotan keras dari Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Parigi Moutong, H. Wardi, yang mendesak agar persoalan kelangkaan darah tidak dibiarkan berlarut-larut hingga terus membuka ruang praktik ilegal.
Hal tersebut disampaikan politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, saat dikonfirmasi media ini via telepon seluler, Jumat malam kemarin (27 Desember 2025). Ia menuturkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama pengurus PMI Parigi Moutong harus segera menuntaskan persoalan kelangkaan darah yang selama ini terjadi.
Menurut DPRD, krisis darah yang tak kunjung tertangani menjadi celah bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan praktik transaksi jual beli darah secara ilegal.
“Kalau hal ini dibiarkan terus menerus, enak betul para pelaku kejahatan kemanusiaan ini, memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan. Kasihan dong para keluarga pasien, apalagi kalo mereka dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mendesak PMI Parigi Moutong agar serius dan tuntas menangani persoalan pencatutan nama lembaga yang digunakan oknum tertentu untuk melancarkan aksi penipuan terhadap masyarakat maupun keluarga pasien yang tengah berada dalam kondisi darurat.
H. Wardi mengaku, dirinya juga kerap kali mendapat informasi adanya pihak keluarga pasien yang menjalani perawatan di RSUD Anuntaloko maupun rumah sakit swasta, yang membutuhkan darah.
“Hampir setiap hari saya mendapatkan informasi orang membutuhkan darah, ada yang beberapa diantaranya bisa terbantukan, dengan saya coba hubungi teman-teman, yang memang mereka para pelaku Donor Darah Sukarela. Kelangkaan darah ini, bahkan hampir disetiap tahun saya sampaikan kepada pihak terkait di berbagai kesempatan saat rapat,” ungkapnya.
Menurutnya, persoalan kelangkaan darah di Kabupaten Parigi Moutong kini, tidak bisa diselesaikan jika hanya mengandalkan imbauan semata.
Kondisi kelangkaan darah didaerah ini kata ia, sudah terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Sehingga, perlu ada langkah konkret dari pihak terkait.
“Artinya, praktek jual beli darah ini sudah lama berlangsung, yang saya herankan, kenapa hal ini seakan tidak mendapat perhatian dari Dinkes, apalagi PMI Parigi Moutong, yang notabene setiap tahun mendapat anggaran hibah. Kan salah satu tugas utama PMI adalah donor darah. Makanya, harus ada formula baru, harus ada inovasi baru terkait dengan pencegahan kelangkaan darah ini. Mulai dari penguatan sistem koordinasi dengan berbagai leading sektor, transparansi informasi, hingga penindakan hukum yang tegas bagi para pelaku,” tegasnya.
Ia berharap, pihak Dinkes dan PMI Parigi Moutong dapat sesegera mungkin mengatasi masalah kelangkaan darah di Kabupaten Parigi Moutong ditahun 2026 nanti.
“Harusnya ada solusi dong. Intinya, kalau masih ada masyarakat yang tertipu artinya himbauan – himbauan yang dibuat tidak tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Begitu juga dengan kondisi masih kurangnya stok darah, berarti kampanye-kampanye terkait donor darah ini juga masih perlu dimasifkan lagi,” tandasnya.
BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2025/12/27/krisis-darah-di-parigi-moutong-ladang-cuan-abaikan-kemanusiaan/
KUNJUNGI JUGA : https://zentainovasi.id/2025/10/26/hestiwati-nanga-dilantik-nahkodai-pmi-parigi-moutong-2025-2030/
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
