SULTENG, kabarSAURUSonline.com– Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus matangkan persiapan Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit dan Apel Pemuda, pada bulan Oktober 2023 di Kawasan Tampo Lore, Kabupaten Poso (Jum’at, 7/7/2023), bertempat di Meeting Room, Capitol Suites.
Turut mendampingi Gubernur H. Rusdy Mastura saat rapat, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto dan Asisten Administrasi Umum M.Sadly Lesnusa. Turut serta dalam rapat tersebut, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Perwakilan dari PT. Bank Sulawesi Tengah.
Diawal pertemuan, Gubernur Rusdy menyampaikan agar seluruh perangkat daerah mengambil peran dalam pelaksanaan kegiatan pencanangan dan apel pemuda, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Gubernur mengharapkan, agar segera mempersiapkan segala syarat administrasi terkait pengusulan situs-situs megalit tersebut, untuk ditetapkan sebagai warisan dunia atau world heritage.
“Persiapkan semua syarat administrasi untuk kita usulkan ke Unesco, agar situs-situs itu ditetapkan menjadi warisan dunia. Sebab situs megalit yang ada ditiga lembah itu merupakan situs tertua di Indonesia bahkan dunia”, jelas Gubernur Rusdy Mastura.
Dalam pertemuan, Rudy Dewanto juga menyampaikan laporan terkait kunjungan tim ke lokasi pencanangan dan apel pemuda, dilanjutkan pemaparan rencana kegiatan oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, Sudaryano Lamangkona.
Hasil kunjungan lapangan, diberikan dua opsi sebagai pilihan yaitu, pencanangan di situs megalit yang ada dilembah Bada dengan keberadaan patung megalit Palindo, lembah Besoa dengan keberadaan patung Tadulako dan Pokekea. Sedangkan di lembah Napu, adanya patung Pekasele dan beberapa sebaran patung lainnya.
Dari kunjungan lapangan dan pemaparan tersebut dengan mempertimbangkan kondisi dan aspek teknis lainnya, ditetapkan untuk tempat pelaksanaan pencanangan berada di situs Watunongko, Desa Watutau, Kecamatan Lore Peore. Sedangkan pelaksanaan Apel Pemuda dilaksanakan di Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara dan untuk tempat camping ground berada di Kawasan Adat Mpolenda, Desa Wanga, Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso.
Penetapan lokasi pencanangan dan apel langsung ditindak lanjuti dengan penandatanganan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sulawesi Tengah tentang panitia pelaksana pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit dan Apel Seribu Pemuda.
Dalam momentum tersebut, Gubernur juga menyampaikan keinginan untuk mengundang Presiden RI dan Menteri. Tujuannya agar keberadaan situs-situs ini dapat diketahui secara nasional, terutama pada kementerian teknis.
“Presiden dan para Menteri tidak tau ini situs megalit yang ada di Sulawesi Tengah. Makanya mereka diundang agar ada kolaborasi pembiayaan antara pusat dan daerah dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan di Kawasan megalit, terutama pada infrastruktur”, ujar Rusdy Mastura.
Kemudian, Gubernur juga akan mengundang seluruh kepala daerah se-Sulawesi Tengah, Forkompinda, OPD lingkup Sulawesi Tengah, para Kepala Daerah Kawasan Sulawesi dan Kalimantan, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, Lembaga seni, budaya dan tradisi serta Tokoh Masyarakat.
“Melihat potensi kawasan, maka selain kawasan pantai, kawasan pegunungan juga penting untuk mendapatkan perhatian. Bahkan kedepan kawasan tiga lembah itu dapat jadikan pusat perkemahan, karena hamparan sabana yang begitu luas dan indah. Saya harap Kwarda Pramuka dapat melaksanakan kegiatan nasional di Kawasan Megalit”, harap Gubernur.
Sebelum menutup pertemuan, Gubernur Sulawesi Tengah, juga meminta kepada Asisten Rudy Dewanto, agar segera berkoordinasi dengan TNI dan POLRI agar dapat bersama-sama melaksanakan kegiatan pencanangan dan apel pemuda. (Sumber : Biro Administrasi Pimpinan selaku PPID Pembantu)
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.