Palu, kabarSAURUSonline.com– Desa Towale atau biasa dikenal dengan Desa Pusat Laut adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Desa ini bisa di tempuh dengan jarak sekitar 45 menit dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.
“Desa wisata ini memang kami dorong khusus, karena Desa ini menawarkan keindahan bawah laut dan keindahan pantai dengan hamparan pasir putih,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng Diah Agustianingsih saat melakukan wawancara dengan Tim Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo Pusat secara Virtual melalui Chanel YouTube Kominfo Newsroom.
Dia menambahkan, Desa Towale juga menawarkan kearifan lokal masyarakat, sebab hampir sebagian besar bekerja dengan menenun sarung Donggala atau biasa di kenal dengan Buya Sabe atau Batik Bomba.
“Jadi, ini adalah integrasi antara keindahan alam dan budaya, itulah yang kami tawarkan dari Desa Towale,” ujar Diah Agustianingsih.
Kemudian lanjutnya, salah satu destinasi yang bisa di kunjungi oleh wisatawan juga di Desa Towale adalah destinasi religinya, sebuah mesjid yang dibangun sejak zaman kerajaan Kaili pada tahun 1800-an, yaitu mesjid Bulava Mpongeo.
Ia menjelaskan, sasyarakat di Desa Towale hampir 80 persen bekerja sebagai penenun, khususnya ibu-ibu. Peralatannya pun masih menggunakan alat tenun tradisional. Dan juga motif kain tenun yang memiliki ciri khas tersendiri yakni, motif dasar bunga yang di modifikasi dalam berbagai bentuk.
“Itulah yang membedakan dari tenun daerah-daerah lain,” sebut Diah
Selanjutnya, Kadis Pariwisata juga menjelaskan bahwa para wisatawan yang ingin berkunjung ke Sulawesi Tengah apalagi datang ke Desa Towale, hal nomor satu yang perlu dilakukan adalah mencoba kuliner khas Sulteng yakni, Kaledo (Kaki Lembu Donggala) dan Dange yang merupakan kuliner khas Sulteng yang terbuat dari sagu.
Ia menambahkan, salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan mengunjungi Desa Towale juga karena adanya satu sumur yang di beri nama pusat laut atau dalam bahasa Kaili sebut puse ntasi, sumur ini berdiameter 10 meter dengan kedalaman 7 meter yang diyakini merupakan sumur terbesar di dunia. Ini menjadi salah satu keunikan tersendiri dari Desa Towale.
“Makanya, Desa Towale ini juga dinamakan desa pusat laut karena keberadaan sumur ini,” jelas Diah dalam dialog wawancara itu.
Sehingga kata dia, salah satu upaya Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng dalam mewujudkan Desa Towale sebagai salah satu desa wisata pusat laut yang mendunia adalah dengan mendorong Desa Towale untuk ikut dalam anugerah desa wisata.
“Kami bersyukur, Desa Towale masuk dalam 75 Desa terbaik dalam anugerah desa wisata Indonesia,”tuturnya.
Atas upaya tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng akan terus memberikan pendampingan dan melatih khususnya Sumber Daya Manusia (SDM), serta memberikan edukasi kepada masyarakat tanpa meninggalkan kearifan lokal mereka, khususnya sumber pendapatan dengan menenun.
“Kita juga sudah bekerjasama dengan fashion designer yang mendesain pakaian-pakaian yang bagus dan cantik. Dan bahkan dibuat lagi dalam bentuk tas, sepatu dan berbagai macam produk lainya,” ungkap Diah
Kadis Pariwisata berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Donggala dan Perangkat Desa serta seluruh pihak untuk terus bekerja sama, mendukung, mempublikasikan dan mempromosikan Desa Towale sebagai desa wisata. (Sumber : Humas Pemprov. Sulteng)
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.