NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Kementerian Kesehatan RI secara bertahap akan memenuhi kebutuhan USG dan antropometri di semua Puskesmas dan Posyandu di Indonesia.
“Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk memprioritaskan ketersediaan layanan esensial bagi ibu dan anak,” ungkap Dirjen Kesehatan Masyarakat, dr. Maria Endang Sumiwi, Jumat (23/12) melansir kemkes.go.id.
Kata ia, sampai akhir tahun 2022, sebanyak 66 persen Puskesmas akan tersedia USG dan 42 persen pelatihan dokter terpenuhi di Puskesmas.
Diketahui total kebutuhan USG sebanyak 10.321 dari 10.321 puskesmas, Kemenkes menargetkan semua Puskesmas memiliki USG di tahun 2024.
Pada 2021 lalu sebanyak 2.470 Puskesmas memiliki USG, tahun 2022 sebanyak 4.416 Puskesmas, tahun 2023 ditargetkan 1.943 Puskesmas, dan tahun 2024 sebanyak 1.492 Puskesmas.
Dengan demikian, pemenuhan USG di tahun 2022 tersedia di 6.886 puskesmas (66.7 persen). Kemudian dokter terlatih telah tersedia di 4.392 Puskesmas (42.5 persen).
“Pelatihan dokter akan dilanjutkan tahun 2023 mendatang, dijadwalkan sebelum Maret 2023 sesuai pencairan anggaran,” ujarnya.
Monitoring per provinsi dari 66 persen Puskesmas yang sudah mempunyai alat USG untuk pemeriksaan kehamilan, antara lain dua provinsi mencapai lebih dari 90 persen Puskesmasnya sudah memiliki USG, 24 provinsi mencapai 50-90 persen Puskesmas yang memiliki USG, dan delapan provinsi dibawah 50 persen.
Selain USG, Kemenkes akan memenuhi kebutuhan antropometri di semua Posyandu. Total kebutuhan antropometri kit sebanyak 313.737 dari jumlah Posyandu 303.416.
“Tahun 2024 Kemenkes menargetkan semua Posyandu memiliki antropometri. Tahun ini sebanyak 33,9 persen Posyandu akan tersedia antropometri kit,” terangnya.
Sebelumnya tahun 2019 baru 25.177 Puskesmas memiliki antropometri kit, 2020 sebanyak 1.823 Posyandu, tahun 2021 sebanyak 16.936 Posyandu, tahun 2022 berjumlah 34.256 Posyandu, tahun 2023 ditargetkan berjumlah 127.033 Posyandu, dan 2024 ditargetkan mencapai 81.512 Posyandu yang memiliki antropometri.
“Tahun ini, antropometri kit akan tersedia di 102.853 posyandu (33.9 persen). Pelatihan pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan melibatkan tenaga terlatih dari Puskesmas,” ujarnya.
Maria mengatakan, hal itu bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan stunting pada anak.
Penyediaan pemeriksaan antenatal berkualitas tinggi dan teratur selama kehamilan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan anak-anak.
Dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu dan prevalensi Balita stunting salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Hingga saat ini, diperkirakan AKI dan stunting belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup (KH) di tahun 2024.
Saat ini masih 305 per 100.000 KH. Demikian juga dengan perkiraan prevalensi Balita stunting yang saat ini 24.4%, masih jauh dari target 14% di tahun 2024.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.