NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Platform teknologi yang disediakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berfokus pada kebutuhan guru dan tenaga kependidikan.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, saat menjadi pembicara dalam Ministry of Finance Festival (MOFEST) 2022 yang mengangkat tema “Master Your Future”.
“Jadi kalau kita mendengarkan kata ‘Ed Tech’, kita selalu merujuk pada platform-platform yang ditujukan untuk murid-murid belajar. Kemendikbudristek tidak membangun teknologi pendidikan apapun, yang langsung berhadapan dengan murid. Kita lakukan 100 persen fokus pada guru, kepala sekolah, dan pengawas. Karena, bagi kami yang terpenting adalah manusia dewasanya di sekolah itu yang akan menentukan kualitas pendidikan di masing-masing satuan pendidikan,” tuturnya, di Jakarta, Kamis (1/12) melansir kemdikbud.go.id.
Kata ia, platform teknologi yang dibangun Kemendikbudristek di dunia pendidikan dan tersedia secara gratis, tidak ada satupun yang berhadapan langsung dengan murid.
Menurutnya, jika tidak ada dukungan transformasi teknologi untuk guru dan tenaga kependidikan, akan sulit bagi satuan pendidikan untuk lebih maju dan berkembang.
“Sekolah itu seperti organisasi lain. Budaya dari pembelajaran hanya tercipta kalau SDM-nya baik. Jadi untuk mendukung pengembangan SDM, kita membuat bermacam-macam platform teknologi untuk pendidikan,” ungkapnya.
Nadiem kemudian menjelaskan mengenai Platform teknologi pendidikan seperti Merdeka Mengajar yang disediakan Kemendikbudristek untuk para guru.
“Melalui platform teknologi pendidikan ini, guru bisa melakukan pelatihan dan meningkatkan keterampilan secara mandiri. Mereka bisa level up skill secara mandiri,” jelasnya.
Lanjutnya, ada puluhan ribu modul yang bisa diambil. Guru juga bisa membangun komunitas belajar dengan guru-guru lain. Misalnya yang di Jawa bisa membangun komunitas atau kelompok belajar dengan guru lain di Papua atau Maluku.
Melalui Platform Merdeka Mengajar, guru bisa mengunggah hasil karyanya sehingga bisa dilihat oleh guru-guru lain dan guru lain pun dapat memberikan umpan balik atas karya tersebut.
Platform Merdeka Mengajar juga memberikan petunjuk langkah demi langkah kepada guru dalam proses transisi ke Kurikulum Merdeka.
“Jadi aplikasi ini membantu semua guru tanpa bantuan langsung dari Kemendikbudristek, karena kementerian nggak bisa langsung secara bersamaan membantu semua guru dan sekolah,” ujarnya.
Saat ini lanjutnya, sudah ada sekitar 1,6 juta guru yang telah mengunduh aplikasi Platform Merdeka Mengajar, dan nilai (rating) aplikasinya dalam Google Review mencapai 4,8.
Nadiem mengakui masih banyak guru yang gagap teknologi (gaptek). Namun, pandemi Covid-19 memaksa mereka untuk mempelajari teknologi, khususnya untuk pembelajaran.
“Kalau ada satu hal yang positif dari pandemi adalah adopsi teknologi dari guru-guru kita di daerah, dari Sabang sampai Merauke, tiba-tiba penggunaan teknologinya meledak karena terpaksa. Tidak ada yang lebih efektif daripada terpaksa menggunakan teknologi, sehingga akhirnya yang gaptek pun terpaksa menggunakan teknologi meskipun masih minimal,” tuturnya.
Nadiem menambahkan, teknologi juga memiliki keterbatasan. Saat pandemi Covid-19 melanda dunia, itu pertama kalinya semua orang mengetahui keterbatasan teknologi, terutama dalam pembelajaran.
“Yang sudah jelas adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ) sama sekali tidak optimal. Itu debatnya sudah selesai. Covid-19 membuktikan kalau pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif dan jauh lebih penting,” tegasnya.
Aplikasi Platform Teknologi Pendidikan, Kemendikbudristek Jadi Contoh Transformasi Digital
Meskipun teknologi memiliki keterbatasan, transformasi teknologi digital tetap penting untuk dilakukan saat ini.
Pemerintah semakin sadar bahwa teknologi adalah cara tercepat untuk menjamin kualitas layanan, termasuk layanan pendidikan.
Mendikbudristek berharap, upaya Kemendikbudristek membangun berbagai platform teknologi pendidikan kedalam aplikasi, dapat menjadi suatu model perkembangan model cara pemerintah dalam menjalankan operasional layanan, baik di pusat maupun di daerah.
“Kemendikbudristek bisa menjadi percontohan transformasi digital. Bukan teknologi untuk mengganti manusia, tapi membantu manusia menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Dalam MOFEST 2022, Mendikbudristek hadir sebagai pembicara dalam sesi MOFEST Conference.
MOFEST merupakan festival kolaboratif Kementerian Keuangan bagi generasi muda dalam mengembangkan karakter dan potensi diri, berinovasi, berdaya saing, berjejaring, dan memahami potensi ekonomi Indonesia untuk bergerak bersama menuju Indonesia Maju 2045. MOFEST juga menjadi platform eksplorasi bagi publik untuk menyampaikan aspirasi dan berkolaborasi dalam pengelolaan APBN atau #UangKita .
Dalam acara tersebut Mendikbudristek juga menjawab pertanyaan dari beberapa peserta yang hadir secara luring maupun daring.
Ia juga memberikan pesan penutup kepada generasi muda Indonesia dalam MOFEST 2022. “Teruslah berpartisipasi dalam event-event seperti ini, menambah network, bertemu dengan orang yang berbeda opini dengan kita, karena di situlah kita akan tumbuh menjadi seorang intelektual. Dengarkan isi hati kamu, meskipun banyak kebisingan, karena suara di dalam hati kita biasanya tidak akan pernah berbohong,” tuturnya.
BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2022/12/03/mahasiswa-kkn-uin-eratkan-silaturahmi-melalui-lomba-olahraga/?amp=1
KUNJUNGI WESITE BERITA TERKAIT : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/12/mendikbudristek-platform-teknologi-pendidikan-fokus-pada-guru-dan-tenaga-kependidikan
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.