NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Untuk menghadapi bencana terkait air yang dipicu oleh perubahan iklim, maka investasi infrastruktur air harus dirancang dengan baik dan ditingkatkan untuk kepentingan jangka panjang.
Demikian kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, yang hadir pada The G20 Special Event HELP dengan tema “Building Back Stronger from Impacts of COVID-19, Climate Change, and Disasters – Actions towards Quality Society”, di Conrad Hotel, Bali, Jumat (11/10), melansir laman resmi pu.go.id.
“Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kapasitas pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim,” kata ia.
Masih dari sumber yang sama, Chair of the High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) Han Seung-soo, yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, tantangan besar yang dihadapi oleh para pemimpin G20 dan dunia adalah krisis pangan dan energi, perang dan konflik, COVID-19, keadaan ekonomi dan pasar yang tidak terkendali, serta perubahan iklim.
“Apabila kita bisa mengubah perilaku, kita dapat memitigasi dan mencegah bencana, membantu pemulihan ekonomi global pasca pandemi COVID-19,” tuturnya.
Sehingga untuk itu, bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR menerapkan teknologi prediksi curah hujan dan ketinggian air.
Serta, mengoptimalkan kapasitas intake dan menyediakan pintu tambahan pada spillway bendungan untuk memungkinkan strategi pelepasan. Tujuannya antara lain untuk mengendalikan puncak debit hujan.
Dalam acara tersebut juga disinggung rencana penyelenggaraan 10th World Water Forum 2024 di Bali dimana World Water Council (WWC) dan Pemerintah Indonesia menjadi co-organizer.
World Water Forum merupakan platform bagi para stakeholders di bidang air untuk dapat berkolaborasi dan membuat kemajuan jangka panjang dalam menghadapi tantangan air global.
Ketua World Water Council, Loic Fauchon yang juga anggota HELP mengatakan, terdapat dua pesan utama yang dapat disampaikan kepada para pemimpin G20.
“Pertama, isu air tidak dapat dilepaskan dari urusan politik. Kami berharap para pemimpin dunia akan mulai memprioritaskan air melalui berbagai kebijakan. Kedua, pengelolaan air bertujuan untuk mengurangi dampak dari bencana air, seperti banjir, kekeringan dan polusi lingkungan,” ungkapnya.
Oleh karena itu selama G20, WWC dan HELP telah meminta Presiden Joko Widodo untuk menjadi Water Messenger kepada para pemimpin G20.
The G20 Special Event HELP ini diketuai oleh Dr. Han Seung-soo, Mantan Perdana Menteri Republik Korea serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagai Wakil Ketua.
Pada sesi pertama, diskusi berfokus pada strategi pemulihan dampak COVID-19, perubahan iklim dan penanggulangan bencana terkait air.
Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN), yang diharapkan menjadi model atau percontohan dari kota yang tahan bencana dan berkelanjutan di masa depan.
Untuk diketahui, dalam rangka penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022, Kementerian PUPR bersama dengan HELP serta United Nations Department of Economic and Social Affairs (UNDESA) akan menyelenggarakan HELP Conference.
Melansir dari https://www.pu.go.id/berita/pupr-adakan-g20-special-event-help-atasi-bencana-dengan-prioritas-kebijakan-pengelolaan-air
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.