NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) menggencarkan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di berbagai daerah.
“Mari bergerak bersama dan bersinergi dalam upaya meningkatkan konsumsi ikan nasional demi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas,” ujarnya, melansir kkp.go.id
BACA : https://kkp.go.id/artikel/44195-kkp-dan-forikan-perkuat-gemarikan-sebagai-program-lawan-stunting
Artati mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai upaya menurunkan angka stunting dan peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir kata ia, terdapat penurunan angka stunting dari 27,6 persen pada tahun 2019 menjadi 26,9 persen di tahun 2020 serta 24,4 persen pada tahun 2021.
Sejalan dengan hal tersebut, angka konsumsi ikan (AKI) nasional cenderung meningkat, dimulai dari 2019 sebesar 50,50, lalu 2020 menjadi 50,56 serta 55,37 di tahun 2021.
“Artinya ikan banyak mengandung gizi terutama protein dan asam lemak omega tiga yang baik untuk pertumbuhan dan kecerdasan,” urai Artati.
Masih dari sumber yang sama, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana menyebut peningkatan konsumsi ikan juga akanberdampak pada perekonomian.
“Peningkatan konsumsi ikan juga selaras dengan semangat HUT ke77 RI, agar kita mampu pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,” ujarnya.
Terlebih kata Erwin, jika yang dikonsumsi adalah produk olahan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perikanan.
Sementara itu, Ketua Forikan Pusat, Djoko Maryono memastikan Forikan tengah menyusun peta permasalahan terkait peningkatan konsumsi ikan secara nasional.
Menurutnya, ikan mengandung banyak gizi yang berguna bagi tubuh seperti Omega-3,6,9 untuk membantu perkembangan otak, mata, syaraf. Kemudian protein, zat pembangun, lebih mudah dicerna, mengandung asam amino terlengkap.
Tak hanya itu, ada juga vitamin A, B6, B12, D sebagai antioksidan, sehat untuk mata, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, serta mineral untuk membantu pembentukan sel darah merah, mencegah gondok, dan lain sebagainya.
Dikatakannya, Forikan membagi tiga bobot masalah mulai dari rendah, sedang hingga tinggi.
“Ini yang kita bahas di Rakornas Forikan kali ini sekaligus merumuskan rekomendasi solusi bagi daerah yang menghadapi persoalan,” kata Djoko.
Djoko pun menyontohkan permasalahan berbobot sedang yang dihadapi di sejumlah daerah seperti anggapan mengolah ikan sebagai pekerjaan yang merepotkan. Hal ini dia jumpai di Jambi, Banten, Jawa Barat dan sejumlah daerah lainnya.
“Ketika menjumpai hal seperti ini, mungkin bisa gencarkan sisi edukasi cara menangani ikan yang baik dan dari sisi pemerintah agar mengembangkan ragam pengolahan yang mudah dan bernilai tambah,” tuturnya.
BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2022/05/20/kkp-terapkan-kebijakan-penangkapan-ikan-terukur/
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.