Desa Parigimpu’u Dikunjungi Tim Percepatan Penanganan Stunting Provinsi

Desa Parigimpu'u Dikunjungi Tim Percepatan Penanganan Stunting Provinsi
FOTO : Kepala Desa Parigimpu'u Mahfud (KS/Kiki)

Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com- Desa Parigimpu’u Kecamatan Parigi Barat, merupakan salah satu lokus Stunting di Parigi Moutong yang dikunjungi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) beserta Tim Penilai Aksi Konvergensi Stunting Provinsi Sulawesi Tengah.

Diketahui, penilaian kinerja aksi penurunan stunting kabupaten se-Provinsi Sulawesi Tengah  dilaksanakan pada Senin sampai selasa (13-14) Juni 2022.

Bacaan Lainnya

Terkait kunjungan itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Parigimpu’u sudah mendapatkan penilaian dan menerima sejumlah saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut.

“Jadi untuk penilaian yang sudah dilakukan tadi itu, beberapa hari belakangan ini kami sudah melakukan persiapan, salah satunya dengan menyiapkan dokumen-dokumen terkait penganggaran dana desa untuk dana stunting,” tutur Kepala Desa Parigimpu’u Mahfud, kepada kabarSAURUSonline.com saat menyambangi ruang kerjanya.Selasa, (14/06).

Selain itu kata ia, pihaknya juga telah memaparkan apa saja inovasi yang sudah dilakukan di Desa Parigimpu’u, terkait dengan upaya penurunan angka stunting.

Lanjutnya, dokumen tersebut disarankan harus ada keterkaitan antara apa yang telah dilaksanakan di lapangan dan peran Pemdes dengan dukungan anggaran dari APBDes.

“Dari hal tersebut akan terlihat hasil nyata, bahwa memang penurunan angka stunting di Desa Parigimpu’u itu sangat signifikan sampai dengan tahun ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi saran untuk perlu digenjot dalam proses penurunan angka stunting di Desa Parigimpu’u.

“Salah satunya adalah kesadaran masyarakat untuk tidak menikah dibawah umur, perilaku masyarakat yang harus sadar akan kebersihan lingkungan dan nutrisi yang cukup untuk ibu hamil, selain itu ada faktor lain yang menyebabkan stunting di Desa Parigimpu’u itu yaitu karena kurangnya pemahaman orang tua terkait pola asuh anak,” bebernya.

Olehnya, sebagai solusi dari hal tersebut, kedepannya pemdes Parigimpu’u akan melakukan pelatihan bagi orang tua, terkait bagaimana cara mengasuh anak umur 0-23 bulan.

“Kami berupaya menyampaikan ke masyarakat, mengapa kami pemerintah desa fokus penanganan stunting, karna memang kita harus membangun sumber daya manusia. Karna ini merupakan aset kita, bagaimana menciptakan generasi-generasi bebas stunting untuk membangun Desa Parigimpu’u lebih baik kedepannya,” tandasnya.

Mahfud mengungkapkan, Pemdes mengharapkan ada dukungan dari semua elemen masyarakat untuk mencegah pernikahan di bawah umur.

“Sedikit demi sedikit masyarakat sudah mulai memahami tentang stunting dan secara berangsur-angsur pernikahan dibawah umur sudah mengalami penurunan,” bebernya.

Sedangkan kata ia, yang menjadi evaluasi setelah penilaian tersebut, perlu ada peningkatan pengetahuan untuk kader-kader terkait penanganan stunting.

Mahfud menambahkan, tahun ini anggaran untuk penanganan stunting nilainya turun dari tahun sebelumnya. Pihaknya berharap, meski anggaranya sedikit semua aksi untuk penanganan stunting bisa memberikan hasil yang baik.

“Kalau tahun kemarin kita mengalokasikan anggaran penanganan stunting ini sekitar Rp300 juta, tahun ini kita agak menurun kurang lebih Rp200 juta,” pungkasnya.


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250