NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan, sektor perikanan adalah salah satu komoditas yang harus diprioritaskan.
Dilansir dari ANTARA, hal itu disampaikan Wakil Menteri BUMN, I Pahala N Mansury, seperti dikutip dari akun resmi Instagram @rniholding, di Jakarta, Rabu.
“Sektor perikanan adalah salah satu komoditas yang harus diprioritaskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir,” tuturnya.
Kementerian BUMN mendukung BUMN perikanan untuk memperkuat lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor.
Pahala mengunjungi kapal ikan yang sedang berlabuh, ke tempat processing ikan, ke cold storage hingga ramah tamah dengan mitra PT Perindo yakni para nelayan, pemilik kapal dan pemindang ikan.
Pahala mengungkapkan, terjadi perbaikan yang signifikan pada PT Perikanan Indonesia (Perindo) terutama setelah perusahaan itu dimerger dengan PT Perikanan Nusantara.
Diharapkan PT Perindo dapat mengembangkan pasar-pasar yang berpotensi besar seperti Benoa.
Masih dari sumber yang sama, sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi sebagai calon Induk Holding Pangan mendukung penuh.
Yakni, kegiatan untuk inklusivitas nelayan, pemindang dan kegiatan usaha PT Perindo di seluruh cabang termasuk cabang Benoa.
Arief meminta PT Perindo untuk memperkuat pasar ekspor dan mendukung inklusivitas nelayan di seluruh Indonesia.
“Adapun PT RNI akan mendukung dengan memperkuat sourcing di hulu dan memuluskan jalan ekspor yang akan disinergikan dengan PT PPI (Persero),” katanya.
Masih dari sumber yang sama, sedangkan, Dirut PT Perindo, Sigit Muhartono menegaskan perseroan tengah bersiap lari kencang pada 2022.
“PT Perindo bakal mengokohkan lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan atau fish processing and trading sebagi tumpuan bisnis utama perseroan ke depan, hal ini otomatis akan meningatkan peran PT Perindo dalam merangkul nelayan,” ujar Sigit.
Sebelum merger, lanjut Sigit, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan PT Perindo masih kurang optimal. Dimana penopang pendapatan sebelum merger adalah lini bisnis kepelabuhanan.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.