PARIGI MOUTONG, KabarSAURUSonline.com – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menggelar Lokakarya II untuk membahas program percepatan penanganan stunting pada tahun 2022 mendatang.
Kegiatan ini untuk memperkuat komitmen Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, kepala desa, organisasi masyarakat dan organisasi profesi untuk melakukan upaya penanganan stunting.
Dalam pelaksanaan Lokakarya II percepatan penanganan stunting tahun 2022 tersebut, terungkap sejauh ini, berbagai program sudah dijalankan oleh OPD sesuai tugas dan kewenangannya.
Sudah ada 15 OPD ditingkat kabupaten, dua bagian sekretariat daerah dan dua organisasi terlibat dalam percepatan penanganan stunting yang masing-masing mempunyai program.
Bahkan hingga ke tingkat desa, pemerintah desa telah mengalokasikan anggaran Dana Desa (DD) untuk penanganan stunting.
Diketahui, berdasarkan data riset kesehatan dasar pada tahun 2018, anak balita Indonesia yang mengalami stunting sebanyak 30,8%.
BACA JUGA : https://indonesiabaik.id/infografis/penanggulangan-stunting
Ini artinya hampir satu dari tiga anak Indonesia mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, dimulai dari masa kandungan hingga usia dua tahun atau 1000 hari pertama kehidupan.
Jika dibiarkan, anak-anak yang stunting akan rentan terhadap penyakit tidak menular. Dan, ketika dewasa produktivitasnya yang rendah.
Untuk itu, pemenuhan gizi anak sangat penting dimulai dari 1000 hari pertama kehidupannya, karena itu merupakan salah satu cara pencegahan stunting yang paling ampuh.
Hal itu disampaikan ketua tim ahli penanganan stunting di Kabupaten Parigi Moutong, Jusman Rau, dalam pemaparan materinya, Senin (20/12).
“Remaja adalah salah satu faktor penting dalam percepatan dan penanganan stunting, oleh karena itu mereka harus diberikan bekal ilmu tentang kesehatan remaja,” tuturnya.
Ilmu pengetahuan kesehatan yang dimaksud, kata ia, seperti tentang alat reproduksi wanita, bahaya pernikahan dini, makanan bergizi, penting meminum obat penambah darah yang dibagikan oleh pihak Puskesmas setiap bulannya khusus bagi remaja perempuan, sebelum nantinya mereka akan menjadi orang tua.
Selain itu kata Jusman, terdapat kendala lain dalam menentuan lokus stunting, di Kabupaten Parigi Moutong.
“Ada beberapa kendala, seperti sanitasi unit perumahan, ketersediaan air bersih, angka pernikahan dini yang masih tinggi, serta akses KB yang masih terbatas,” ungkapnya.
Hal itu menjadi kendala dalam penentuan Lokus stunting di 45 desa 13 Kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.
“Sebelumnya kami telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang menghasilkan beberapa rekomendasi program yang akan kami berikan kepada para OPD terkait untuk membangun kerja sama dalam program stunting 2022 mendatang,” pungkasnya.
Ia berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong memiliki komitmen yang kuat dan mendapatkan dukungan dari OPD-OPD terkait untuk mendukung harapan bupati menurunkan status stunting sampai dititik sembilan persen.
BACA JUGA BERITA SEBELUMNYA : https://kabarsaurusonline.com/2021/12/20/proyek-pembangunan-rabat-beton-di-parigi-moutong-selesai/
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.