BPBD Pantau Perkembangan Fenomena Air Pasang Di Sepanjang Pesisir Pantai Parigi Moutong

Rivai, Sekretaris BPBD Kabupaten Parigi Moutong
Rivai, Sekretaris BPBD KAbupaten Parigi Moutong, saat dikonfirmasi KabarSAURUS diruang kerjanya (Sumber Design Foto : Redaksi KabarSAURUS)


PARIGI MOUTONG, KabarSAURUSonline.com –  Pada penghujung tahun 2021 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terus memantau perkembangan fenomena air pasang di sepanjang pesisir pantai  Kabupaten Parigi Moutong.


Pemantauan itu dilakukan tim BPBD melalui petugas lapangan dan aplikasi SIBImo, termasuk memantau laporan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Bacaan Lainnya


“Untuk masalah air pasang  sudah menjadi langganan untuk warga pesisir pantai di akhir tahun ini,” tutur Sekretaris BPBD, Rivai, kepada wartawan redaksi KabarSAURUS, saat menjumpainya, Selasa (07/12).


Rivai menambahkan, pihaknya  sudah meninjau beberapa titik pesisir pantai dan melakukan pendataan bagi warga yang terdampak air laut pasang. 


Lanjutnya, tim lapangan BPBD saat ini  sedang melakukan survei ke daerah Kasimbar dan Ampibabo yang terdampak air pasang dan angin puting beliung sejak beberapa hari kemarin.


Tidak hanya meninjau lokasi tersebut, pihaknya juga telah menyiapkan bantuan berupa sembako untuk para korban bencana.


Selain dua kecamatan tersebut, fenomena air pasang juga terjadi di beberapa kelurahan daerah Parigi kota, seperti kelurahan Bantaya, Loji, Kampal dan Desa Boyantongo.


“Fenomena air pasang ini bukan hanya terjadi di Parigi saja tetapi juga di berbagai kecamatan mulai dari Ongka, Palasa, Tinombo, Kasimbar, Sausu dan masih banyak lagi,” ujarnya.


Lanjut Rivai, fenomena air pasang terjadi hampir di seluruh  wilayah Kabupaten Parigi Moutong, sehingga personil BPBD harus tetap siaga.


Misalnya kata Ia,  Kelurahan Bantaya menjadi langganan air pasang dan dapat merendam hampir 80% rumah warga yang berada di dekat pesisir pantai.


Rivai mengatakan, saat ini belum bisa memastikan solusi berupa program fisik, sebab untuk pembangunan tanggul abrasi dan drainase harus mengajukan proposal ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).


Selain itu kata Ia, perlu kerja sama dengan dinas terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), karena untuk program fisik membutuhkan dana yang cukup besar.


Rivay melanjutkan, hal penting lain yang perlu diperhatikan  ketika air laut pasang, yaitu penanganan sampah rumah tangga. 


Diperlukan kerja sama antar warga di daerah pesisir pantai untuk menjaga lingkunganya bebas sampah, sehingga jika terjadi air pasang tidak diperparah dengan banyaknya sampah yang mengapung di pemukiman.


Sampah-sampah tersebut kata Rivay, justru akan menghalangi jalan air di tanggul sehingga membuat air cepat meluap dan menggenangi rumah warga.

Diketahui fenomena pasang surut air laut semestinya bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Indonesia, terutama yang bermukim di daerah pesisir pantai.Namun, apabila ketinggian air pasang tersebut terus naik, maka rumah-rumah yang berada di dekat pesisir pantai akan terendam air atau disebut banjir ROB.


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250