Peternakan Terpadu, Solusi Memenuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional

Ilustrasi Peternakan Sapi
Ilustrasi Peternakan Sapi (Sumber Design Foto : Media Indonesia)

JAKARTA, kabarSAURUSonline.com – Peternakan terpadu, dianggap sebagai solusi bagi Negara Indonesia yang saat ini defisit atas kebutuhan daging sapi secara nasional.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) mengatakan, saat ini Indonesia masih defisit dalam memenuhi kebutuhan daging sapi nasional.

Bacaan Lainnya

Melansir dari situs https://www.kemendesa.go.id/b Hal tersebut berdasarkan data tahun 2021, diperkirakan kebutuhan daging sapi nasional mencapai 700.000 ton/tahun atau setara 3,6 juta ekor sapi. Padahal produksi daging sapi nasional per tahun tidak lebih dari 550.000 ton.

“Situasi ini menunjukkan jika Indonesia masih mengalami defisit daging sapi dan harus bergantung pada impor sebanyak 26,4%,” ujarnya ketika membuka Bimbingan Teknis Pengelolaan Peternakan Terpadu Berbasis Perdesaan oleh BUM Desa Bersama di Yogyakarta, Rabu (10/11/2021).

Dia mengungkapkan sejak tahun 2015 sampai tahun 2020, produksi daging sapi di Indonesia mengalami fluktuasi. Di tahun 2016, produksi daging sapi mencapai 518.484 ton. kemudian turun di 2017 dan 2018 masing-masing dengan 486,319 ton dan 497,971 ton. Tren produksi daging sapi kembali naik pada tahun 2019 dan 2020.

“Di tahun 2019 kita bisa produksi 504,802 ton dan pada tahun 2020 bisa 515.627. Dari fluktuasi ini, produksi daging sapi kita kalau diambil rata-rata masih jauh dari kebutuhan daging sapi nasional. Ini yang harus dijawab Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan,” katanya

Merujuk pada hal itu, Gus Salim resmi meluncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan khususnya pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional.

Gus Halim menjelaskan, Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan ini merupakan konsep peternakan komunal yang dikelola BUMDesa Bersama. Peternakan komunal ini akan memajukan peternakan sapi, ayam, ikan air tawar, tanaman sayur-sayuran, serta mengelola kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk organik.

“Melalui peternakan terpadu, desa-desa berpotensi meningkatkan kemampuan ekonomi warga desa, dan memenuhi kebutuhan pangan desa. Bahkan kebutuhan pangan Indonesia, khususnya pangan hewani akan tercukupi dari Desa,” katanya.

Tujuh Pilot Project Desa Peternakan Terpadu Sebagai Usaha BUMDes Tahun Ini

Gus Halim mengatakan, tahun ini ada tujuh pilot project Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan, sebagai unit usaha BUMDes Bersama. 

Menurutnya, setelah enam bulan akan dievaluasi, Hasil evaluasi digunakan untuk memberikan reward kepada tiga desa terbaik.

Dimana, perangkat desa dan pengelola BUMDes Bersamanya akan dinobatkan sebagai duta desa, yang akan diajak keliling Indonesia untuk berbagi pengalaman dengan desa-desa lainnya khusus di bidang peternakan.

“Nanti kita jadikan narasumber untuk sosialisasi, biar cerita kesuksesannya dan menularkan pengalaman dan pengetahuan pengelolaan peternakan di desanya kepada desa yang lain,” pungkasnya.

BACA JUGA : https://kabarsaurusonline.com/2020/10/01/hewan-qurban-disiapkan-dpuprp-rayakan-idul-adha/


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250