PARIGI MOUTONG, kabarSAURUSonline.com – Neni Muhidin turut hadir dan menjadi pembicara dalam diskusi kebencana pada pelaksanaan pencanagan kampung literasi yang digelar di Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parigi Moutong.
Neni Muhidin pendiri Perpustakaan Nemu Buku yang fokus pada literasi bencana sejak tahun 2008, ingin mendorong masyarakat Sulawesi Tengah memasukan literasi bencana menjadi literasi dasar yang wajib dipelajari.
Hal ini karena, masyarakat Sulawesi Tengah hidup di atas sejumlah sesar aktif, salah satunya sesar Palu Koro. Kondisi inilah yang mengharuskan setiap orang perlu memahami risiko bencana dengan memiliki pengetahuan literasi becana.
Hal itu ia ungkapkan, saat melaksanakan diskusi literasi kebencanaan dalam rangkaian kegiatan Pencanangan Kampung Literasi Pelawa, bertempat di Kantor Camat Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (29/10/2021).
Neni mengatakan, Parigi Moutong merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak dan memiliki garis pantai terpanjang, serta dekat dengan pantai sehingga ada kemungkinan memiliki risiko tinggi terhadap bencana.
Lanjut ia, kita harus memahami literasi bukan sekadar tahu huruf dan bisa menulis. Literasi itu juga mencakup kemampuan membaca lingkungan sekitar.
“Baca itu maknanya luas. Termasuk membaca lingkungan di sekitar kita terhadap risiko bencana,” kata Neni.
Ia menjelaskan, bencana adalah rangkaian peristiwa yang membuat banyak orang meninggal dan aktivitas sosial lumpuh dan sifatnya cenderung berulang.
Sehingga, literasi bencana tengah didorong menjadi literasi ke-7, menambahkan enam literasi dasar yang sudah ada saat ini, yakni literasi baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan.
“Dengan memiliki pengetahuan literasi bencana kita tau harus berbuat apa, dan ini mengurangi risiko,” ungkapya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.