Kaluku Nagaya, Ubah Batok Kelapa di Parigi Moutong Jadi ‘Cuan’

Bonsai Kelapa Karya Kaluku Nagaya Kabupaten Parigi Moutong
Bonsai Kelapa Karya Kaluku Nagaya Kabupaten Parigi Moutong. (Sumber Design Foto : Redaksi KabarSURUS)

Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com – Pemanfaatan batok kelapa menjadi ‘cuan’, merupakan salah satu kegiatan dilakukan oleh kelompok pengrajin bonsai kelapa di Kabupaten Parigi Moutong bernama Kaluku Nagaya.    

Tanaman kelapa yang memiliki ragam manfaat, mulai dari daging buah, daun kelapa, air. Bahkan, batoknya bisa termanfaatkan jadi salah satu kreasi kerajinan tangan yang mendatangkan pundi-pundi masa pandemi.

Bacaan Lainnya

Di kabupaten Parigi Moutong, kerajinan ini dapat dilihat pada aktivitas salah kelompok masyarakat pengrajin bonsai kelapa di Parigi Moutong bernama Kaluku Nagaya.

Kelompok Kaluku Nagaya ini, merupakan salah satu kelompok pengrajin bonsai di yang beranggotakan sejumlah warga Desa Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan, Parigi Moutong.

Kelompok ini, mulanya berawal dari aktivitas perorangan dari masing-masing warga desa tersebut. Kemudian, bersepakat untuk membentuk salah satu kelompok pengrajin bonsai dari batok kelapa di Kabupaten Parigi Moutong, dengan nama Kaluku Nagaya.          

“Ini adalah kegiatan aktivitas perorangan, kemudian berkembang menjadi satu kelompok yang diberi nama Kaluku Nagaya,” ungkap ketua pengrajin bonsai, Izam, saat redaksi kabarSAURUS menyambanginya, Selasa (13/07).

Setelah kelompok Kaluku Nagaya  ini terbentuk, kata Izam,  pihaknya kemudian melaporkan ke Pemerintah Desa (Pemdes) Boyantongo.

Lanjutnya, sejak pelaporan itu dan hingga kini, Kaluku Nagaya diakui menjadi salah satu organisasi kreatif di Desa Boyantongo Kabupaten Parigi Moutong.

“Kini diakui sebagai salah satu komunitas atau organisasi kreatif di Desa Boyantongo, yang bisa menunjang dan mengembangkan usaha ekonomi produktif yang ada di desa ini,” ujarnya.

Ia menuturkan, hasil karya yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Parigi Moutong. Bahkan, tidak jarang pula, kedatangan peminat bonsai kelapa dari luar Parigi Moutong, menjadi pencapai terbaik Kaluku Nagaya.

Kaluku Nagaya, Turut Terlibat Pembentukan Organisasi Bonsi Kelapa Parigi Moutong (BKPM)

Lanjut ia, pihaknya juga telah membentuk satu organisasi yang bernama Bonsai Kelapa Parigi Moutong (BKPM). Anggotanya terdiri dari penggiat, penyimak hingga penilai.

“60 persen penggiat, 30 persen penyimak dan 10 persen bisa dikatakan sebagai penilai. Jadi dalam BKPM ini semua strata ekonomi tergabung, mulai dari petaninya, pegawainya dan juga wirausaha,” tuturnya.

Baca Juga Berita Terkait Lainnya : https://kabarsaurusonline.com/2021/03/05/selecta-flora-surganya-para-pencinta-bunga-di-parigi-moutong/

Ia menyebutkan, tanaman bonsai kelapa ini terdiri dari berbagai macam jenis  dan karakter, dengan harga jual yang berbeda-beda.

Terdapat Empat jenis kelapa, yaitu gading lulu, genja, gading biasa dan juga kelapa yang istilahnya kelapa sayur. Berdasarkan karakternya ada enam macam, yaitu cabang dua, tunas dua, bentuk original, albino, batok melayang dan juga akar garang.

“Biasanya orang bertanya kenapa bonsai kelapa mahal, itu karena orang-orang tidak tahu bagaimana keistimewaan dari cara mengkerdilkan ini hingga batoknya,” bebernya.

Lanjutnya, berdasarkan harga penjualan dari bonsai kelapa yaitu dikategorikan dengan batok terkecil adalah harga yang termahal. Untuk harga penjualan tertinggi bonsai kelapa itu berkisar sampai dengan Rp4 juta lebih, dan harga terendah hanya berkisar Rp100 ribu.

“Dari setiap jenis itu harganya berbeda-beda, jadi yang membedakan itu adalah jenisnya, karakteristiknya juga yang membedakan,” ungkapnya.

Ia menerangkan, dari hasil penjualan bonsai kelapa sudah sangat membantu ekonomi pengrajin. Bahkan kata ia, sudah ada yang bisa memperbaiki tempat tinggalnya hingga membeli kendaraan.

Ia menambahkan, meski sudah cukup terkenal hingga saat ini pihaknya belum mendapat bantuan usaha berupa suntikan dana dari pemerintah.

“Sejauh ini untuk sentuhan langsung dari pemerintah yang berupa bantuan atau sejenisnya itu belum ada. Tetapi kalau sekedar datang dan mengucapkan janji, sudah ada beberapa instansi. Bahkan ada dari legislatif Kabupaten Parigi Moutong maupun Provinsi Sulawesi Tengah yang datang memantau dan masih mengucapkan janji,” pungkasnya.


Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

banner 970x250