RSUD Anuntaloko Parigi, ‘Sajikan Wisata Pemandangan’ Sampah LB3

LB3 RSUD Anuntaloko Parigi
RSUD Anuntaloko Parigi dan Tumpukan Sampah LB3 nya (Sumber Design Foto : Redaksi Kabar SAURUS)
banner 468x60

Parigi moutong, kabarSAURUSonline.com – Tumpukan sampah LB3 seakan  jadi ‘sajian wisata pemandangan’ disekitar Tempat Pembuangan Sampah (TPS), RSUD Anuntaloko Parigi.

Menggunungnya, sampah LB3 hasil dari kegiatan RSUD Anuntaloko, Kabupaten Parigi Moutong mengandung mikroorganisme pathogen yang bersifat infeksius berbahan  kimia beracun. Selain itu, sebagian termasuk radioaktif yang sangat berbahaya bagi pasien, masyarakat sekitar, maupun perawat.

Bacaan Lainnya
banner 336x280

Pelayanan kesehatan yang menghasilkan banyak sampah dan  limbah,  tentunya perlu perhatian dari Rumah Sakit itu sendiri.

Pasalnya, selain menjadi potensi sebagai sarang penyakit, sampah LB3 tentunya  berbahaya  bagi siapa saja yang berada di sekitar lingkungan itu.

Berdasarkan hasil penelusuran media ini beberapa waktu lalu. Tumpukan LB3 yang nampak nyaris menyamai tinggi sebuah gedung disebelahnya, seakan ‘memanjakan mata’ saat melintas di sekitar TPS RSUD Anuntaloko Parigi.        

Sebagai  tempat pelayanan kesehatan masyarakat Parigi Moutong, kesan tidak ada perhatian pihak RSUD Anuntaloko terhadap fasilitas dan limbahnya, telah beberapa kali mendapat kritikan dari Anggota legislatif (Anleg) sejak tahun 2019.

Namun,  sampai kini, pihak management RSUD Anuntaloko seakan masih ‘tutup telinga dan matanya’.

Parahnya lagi, seperti pemberitaan media ini sebelumnya, beberapa sampah LB3 nampak bercampur dengan sampah biasa yang RSUD Anuntoloko produksi.

Hal ini, sudah sangat tentu dapat mengancam para petugas pengangkut sampah DLH Parigi Moutong.

Baca Juga Berita Terkait : https://kabarsaurusonline.com/2021/06/20/lb3-campur-sampah-biasa-rs-anuntaloko-parigi-moutong-semberono/

Ditambah lagi, beberapa LB3 peralatan perawat yang disinyalir kuat sebagai pakaian petugas medis yang menangani pasien Covid-19, nampak berada dalam tumpukan LB3 yang berada tidak jauh dari tumpukan sampah non medis.

Feri Budiutomo, Menyorot, Wisata Pemandangan LB3 Anuntaloko Parigi

Salah seorang Anleg yang juga merupakan Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Parigi Moutong, merespon kondisi RSUD Anuntaloko Parigi yang merupakan mitra komisinya.

Ia mengatakan, sejak setahun terakhir, pihak manajemen sudah tidak memfungsikan lagi mesih Insenator (pencacah) sampah LB3 nya.

Pasalnya, pengelolaan sampah LB3 RSUD Anuntaloko Parigi secara mandiri, mendapat penolakan warga Kelurahan Masigi, sekitar lingkungan rumah sakit tersebut.

Sehingga, untuk urusan pengelolaan sampah LB3 itu, Katanya Feri, pihaknya RSUD Anuntaloko Parigi melibatkan perusahaan dari Kota Palu sebagai pihak Ketiga.     

“Yang pertama, saya dengar, ya, untuk alat pemusnah itu dapat komplen dari masyarakat sekitar. Sehingga, sudah setahun ini mesin pencacah tidak lagi difungsikan, sampah LB3 itu, ternyata  sudah dipihak ketigakan. Perusahaan yang selalu menjemput dan memusnahkan,” ujarnya saat Redaksi media ini bertandang ke ruang kerjanya, Senin (21/6).

Feri mengaku masih menyaksikan kondisi yang nampak seakan ‘menyajikan wisata pemandangan’ LB3, saat berkunjung dan menyusuri arah belakang gedung Empat lantai RSUD Anuntaloko Parigi.

Melihat kondisi RSUD Anuntaloko Parigi saat ini, menurut Feri seakan tidak lagi representatif sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat.

Pasalnya, lanjut Feri, selain persoalan sampah LB3, sejumlah sarana dan prasarana ruang pasien sebagai penunjang layanan kesehatan, nampak sudah tidak layak.

“Saya juga menguatkan, bahwa ada beberapa hal  yang harus di perhatikan oleh pihak manajemen rumah sakit. Apalagi, sejak tahun 2019, persoalan kamar mandi sudah saya ingatkan. Tentu saja, keinginan  masyarakat Parigi Moutong ketika sakit dan berobat di rumah sakit ini, berharap pulang akan sembuh,” tandasnya.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.