Parigi Moutong, kabarSAURUSonline.com – ‘Semberono’, beberapa kantong sampah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) milik RS Anuntaloko Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, bercampur dengan sampah biasa.
Rumah Sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Sehingga, faktor kebersihan dan kesehatan lingkungan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya memaksimalkan pelayanan.
Dalam kegiatan pelayanannya, Rumah Sakit (RS), bisa menghasilkan Puluhan bahkan Ratusan Kilo Gram, sampah biasa ataupun LB3.
Tentunya, kondisi ini perlu perhatian dan kehati-hatian dari pihak RS tersebut dalam hal pemisahan sampah medis dan nonmedis ini.
Sayangnya, RSUD Anuntaloko yang menjadi salah satu andalan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong, karena beberapa tahun lalu menjadi salah satu RSUD rujukan di Provinsi Sulawesi Tengah dan telah terakreditasi seakan luput perhatiannya terkait penanganan sampah ini.
Hal tersebut, berdasarkan hasil temuan lapangan Redaksi kabarSAURUS. Nampak kebersihan dan kesehatan lingkungan terkesan jauh dari perhatian pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong.
Tidak adanya perhatian pihak RSUD Anuntaloko terhadap pengelolaan LB3 dan sampah biasa, nampak jelas pada bagian belakang gedung RSUD ini, yang masih dalam kawasannya.
Tumpukan sampah biasa yang mengeluarkan bau menyengat nampak menggunung. Gunungan sampah itu, nampak diapit beberapa bangunan baru dan bangunan lama namun masih disungsikan sampai saat ini.
Kesan pembiaran atas tumpukan sampah biasa dan LB3 dari pihak manajemen RSUD Anuntaloko Parigi ini semakin kuat. Pasalnya, posisi tumpukannya yang hanya berjarak sekitar 50 Meter dari Rumah Jabatan (Dokter) dan ruang Gizi, yang notabene juga merupakan akses jalan bagi seluruh karyawan RSUD tersebut.
Masih berdasarkan pantauan lapangan media ini Rabu (16/06). Sampah non medis atau biasa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong, bercampur dengan LB3 atau sampah medis.
Mobil Angsa Biasa Milik DLH Di RS Anuntaloko Parigi Sedang ‘Turun Mesin’, Sedangkan Mesin Pemusnah LB3 Milik RSUD Nampak Nyaris Jadi Rongsokan
Nampak jelas terdapat bekas jarum suntik yang seharusnya menjadi LB3 tercampur dengan sampah biasa pada lokasi tersebut. Sementara, saat itu, para pejabat tinggi RSUD Anuntaloko Parigi Motong, sedang tidak berada ditempat.
“Pak Direktur, ada ke Bali. Pak Wadir Umum, belum datang kayaknya,” ucap salah seorang staf diruang direktur RSUD Anuntaloko Parigi Moutong. saat Media ini coba melakukan konfirmasi.
Untuk diketahui, pada dasarnya setiap Rumah Sakit (RS) mempunyai tugas untuk melakukan pemilahan, pengumpulan, hingga pengolahan sampah. Hal itu sebagai bentuk penanganan sampah yang merupakan bagian dari penyelenggaraan pengelolaan sampah.
Sekalipun, alat dan obat medis yang merupakan sampah rumah tangga dan tidak tidak terpakai atau dibuang tergolong aman. Akan tetapi, sampah biasa tersebut, bisa juga termasuk dalam LB3.
Selain tumpukan sampah biasa yang bercampur dengan LB3. Juga terdapat tumpukan sampah LB3 di sekitar lokasi mesin insenator milik RSUD Anuntaloko Parigi.
Parahnya, tumpukan LB3 pada lokasi tersebut nampak menggunung. Bahkan, nyaris mencapai atap bangunan di sampingnya.
Sedangkan, mesin pencacah dan insenator dilokasi itu, nampak seperti tidak terawat. Bahkan, kondisinya nyaris menjadi ‘sarang ular’ membuatnya terlihat bagai barang rongsokan yang siap diangkut pengusaha barang rongsokan.
Sementara itu, Ramlin, Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan Sampah dan Limbah B3, DLH Kabupaten Parigi Moutong mengakui, pihaknya belum dapat mengangkut sampah biasa milik RSUD Anuntaloko Parigi.
Alasanya, kata Ramlin, mobil khusus yang disiapkan untuk mengangkut sampah non medis RSUD Anuntaloko Parigi, saat ini masih mengalami kerusakan.
Perihal Pengangkutan Sampah Biasa bercampur LB3 di RS Anuntaloko Parigi. BLH Belum Beri Konfirmasi Lanjutan
“Untuk sampah yang nonmedis itu atau yang istilahnya sampah domestik kita masih bermasalah pada mobilnya. Karena mobil kita yang khusus dipakai untuk mengangkut sampah domestik RSUD Anuntaloko sekarang lagi turun mesin (rusak),” ungkapnya, kepada media ini Rabu, (16/06).
Ramlin mengaku, akan segera berupaya untuk melakukan pengangkutan sampah non medis tersebut. Ia juga memastikan bahwa sampah dari RSUD Anuntaloko Parigi tidak akan bercampur dengan sampah medis saat tiba di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS).
“Nanti akan saya hubungi kembali. Insya Allah dalam waktu dekat sudah bisa kami atasi. Kalau kami temukan LB3, biasanya kami kembalikan ke pihak terkait (Puskesmas atau Rumah Sakit). LB3 RSUD Anuntaloko ini, mereka musnahkan langsung atau mereka libatkan pihak ke Tiga. Biasanya, setiap Tiga bulan, mereka melaporkan berat LB3nya. Tapi, sejak 2021 ini, belum ada sampai sekarang,” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada informasi lebih lanjut dari Ramlin, perihal terangkutnya sampah non medis yang bercampur dengan beberapa sampah medis itu dan telah menggunung di wilayah RSUD Anuntaloko Parigi.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.