Parigi Moutong kabarSAURUSonline.com – Pandemi Covid-19 dan ‘gonta-ganti’ pengelola pada Puskesmas, ternyata memberi pengaruh terhadap capaian SPM bidang kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah.
Permenkes nomor 4 tahun 2019 memuat tentang teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
Pada prinsipnya, jenis layanan dan mutu pada SPM bidang kesehatan untuk Parigi Moutong sama dengan kabupaten/kota lainnya. Yaitu, sebanyak 12 jenis layanan dan mutu.
Pada tahun 2020 kemarin, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong memaparkan terjadi penurunan capaian terhadap 12 indikator SPM. Adanya wabah COVID-19 dan pergantian pengelola di Puskesmas yang menjadi penyebab utamanya.
Demikian ungkapan, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit, Wulandari Marasobu. Saat menggelar kegiatan pemutakhiran data profil tahun 2021 di salah satu hotel kota Parigi, Rabu pekan kemarin.
“Yang menyebabkan indikator SPM tahun 2020 menurut alasan-alasan dari teman-teman Puskesmas bahwa karena adanya pergantian pengelola dan pengelola yang sudah dilatih itu juga masih kurang,” ujarnya.
Ia menuturkan, Dinkes belum bisa melakukan pelatihan untuk menambah jumlah pengelola karena adanya refocusing anggaran akibat pembiayaan terfokus pada penanganan wabah COVID tahun 2020 hingga 2021 ini.
“Pengelola yang terlatih masih kurang, karena memang terkait dengan penganggaran. Apalagi kemarin COVID-19, sehingga beberapa kegiatan kita itu juga tidak berjalan secara maksimal,” tuturnya.
Wulan menambahkan, tahun ini walaupun COVID-19 masih mewabah, Dinkes tetap mengupayakan pelaksanaan layanan untuk pencapaian indikator SPM.
Ini Upaya Dinkes Penuhi Capaian SPM Kesehatan Parigi Moutong di Tengah Keterbatasan Pandemi
“Karena tidak bisa banyak mengumpulkan masyarakat, sehingga kami melakukan upaya pencapaian indikator SPM tersebut dengan cara kunjungan rumah saja,” terangnya.
Ia menyebutkan, untuk wilayah yang pencapaian indikator SPM nya sangat menurun itu terdapat pada wilayah Utara Kabupaten Parigi Moutong. Menurut Wulan, di sana ada empat indikator yang capaianya terbilang sangat rendah.
“Untuk targetnya itu ada banyak macam, seperti stndar pelayanan kepada lansia dan juga kepada usia produktif 15 sampai 59 tahun,” sebutnya.
Layanan untuk usia produktif dari 15 sampai 59 tahun, sebut Wulan, pencapaiannya tidak sampai 50 persen.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.