Parigi Moutong – Lagu berjudul ‘Kemesraan’ yang dinyanyikan ketua DPRD Kabupaten Parigi Moutong, Sayuin Budianto. Terkesan memberi sinyal aspirasi ‘teriris konspirasi’, bebarapa saat pasca aksi demonsreasi menuntut Samsurizal Tombolotutu mundur dari jabatan Bupati Parigi Moutong digelat.
Sepintas, lagu yang dinyanyikan Ketua DPRD Kabupaten Parigi Moutong. Pada salah satu warung kopi di Kota Parigi, merupakan sebuah hal yang normal dan sah-sah saja.
Namun, hal ini menimbulkan ‘efek’. Ketika Sayutin Budianto yang sedang menyanyikan lagu itu, berada dalam rangkulan hangat Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu.
Spekulasi terkait ‘indikasi upaya konspirasi untuk menjaga konstalasi’ disinyalir terbangun disela kondisi ‘mesra’ itu. Sehingga, aspirasi warga bakal ‘ternodai’
Pasalnya, ‘kemesraan’ antara kedua pemimpin lembaga daerah ini, nampak kembali terbangun dan tersorot kamera, pasca sejumlah gejolak terkait tugas dan fungsi Samsurizal Tombolotutu selaku Bupati dipersoalkan.
Padahal, Sayutin Budianto beberapa kali terkesan memperlihatkan sikap geramnya atas tindakan Bupati Parigi Moutong.
Seperti aksi walk-out Sayutin Budianto dari salah satu agenda sidang paripurna yang dipimpinnya beberapa waktu lalu.
Kepada awak media, Sayutin Budianto mengaku marwah DPRD seakan dicoreng Pemerintah Daerah (Pemda).
Bupati dan Wakilnya dianggap telah memandang remeh DPRD dalam sidang paripurna dengan agenda yang menurutnya sangat penting dalam pembangunan daerah.
Selain itu, dibeberapa kesempatan Sayutin Budianto sering memberikan satetmen kekesalannya, terhadap tindakan Bupati Parigi Moutong saat ini.
Saat daerah diminta fokus menangani pandemi Covid-19 misalnya. Sayutin Budianto, seakan menilai Bupati Parigi Moutong tidak peduli terhadap warganya saat itu dengan tetap ‘bersemedi’ di Pantai Mosing.
Diketahui, Pantai Mosing yang terletak di Desa Sinei Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.
Mulai ramainya Pantai Mosing diperbincangkan, pasca indikasi pembukaan lahan serta pembangunan fasilitas didalammnya menggunakan APBD mencuat.
Sementara, berdasarkan pengakuan Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu seperti yang diterbitkan media online. Lahan di pantai mosing merupakan milik pribadi Samsurizal Tombolotutu.
Sinyal Aspirasi ‘Teriris Konspirasi‘ Tersirat Dalam Bazar Amal
Sayutin Budianto yang saat menyanyikan lagu ‘Kemesraan’ berada dalam rangkulan ‘mesra’ Samsurizal Tombolotutu. Menguatkan dugaan aspirasi yang ‘teriris konspirasi‘.
Diketahui, lagu berjudul ‘Kemesraan’ itu, dilantunkan Sayutin Budianto dalam kegiatan Bazar amal dan malam donasi yang digelar Sabtu pekan kemarin (25/7 red).
Kegiatan itu terkesan menjadi fasilitas untuk mempertemukan kedua pimpinan lembaga di Kabupaten Parigi, yang belakangan ini seakan memperlihakan ‘perang urat saraf’ kepada publik Parigi Motong.
Pertemuan yang terkesan ‘mesra’ diantara keduanya, hanya beberapa hari rselang DPRD Parigi Moutong menyatakan sikap mengambil Hak Interpelasi terhadap jabatan Bupati yang melekat pada Samsurizal Tombolotutu.
Palu sidang memutuskan hak interpelasi itu, di ketuk langsung Sayutin Budianto selaku pimpinan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar di ruang sidang paripurna DPRD Parigi Moutong.
Diketahui, RDP yang digelar secara tiba-tiba itu menyusul desakan ratusan warga mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Pemberhentian Bupati (Ampibi) Parigi Moutong berdemonstrasi.
Sinyal aspirasi masyarakat yang berpotensi ‘teriris kosnpirasi’, Kuatkan Anggapan Sejumlah Kalangan
Anggapan aspirasi masyarakat berpotensi ‘teriris kosnpirasi‘, menguatkan opini sejumlah kalangan yang tidak menyaksikan langsung pertemuan dua pimpinan lembaga daerah ini dalam kegiatan tersebut.
Sebelumnya, saat aksi demonstrasi di gedung DPRD Parigi Moutong, Massa aksi meminta agar seluruh anggota legislatif mendengarkan dan melaksanakan aspirasi mereka yang ingin Samsurizal Tombolotutu dituntut mundur dari jabatannya.
Mereka menilai, Samsurizal Tombolotutu telah lalai dalam menjalan tugas dan fungsi atas jabatan sebagai Bupati yang saat ini dilekatkan padanya.
Sebagai Bupati, Samsurizal Tombolotutu dianggaap telah melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang, melanggar sumpah janji jabatan serta melanggar norma etika.
Puluhan perwakilan massa aksi saat itu berhasil masuk bertemu dengan 40 anggota DPRD untuk mendengar aspirasi masyarakat melalui RDP.
Perwakilan massa aksi itu menuntut DPRD menggunakan hak angketnya sebagai lembaga yang memiliki tugas dan fungsi melakukan pengawas Pemerintah Daerah (Pemda).
Sayangnya, puluhan warga tersebut tidak mampu berbuat banyak, saat Sayutin Budianto yang memimpin RDP tersebut, mengambil keputusan DPRD akan menggunakan hak interpelasi.
“Kami menyikapi aspirasi rakyat hari ini. Maka sesuai mekanisme yang ada, hak interpelasi kami ambil. Ini mekanismenya, kita laksanakan dulu hak interpelasi, baru hak angket,” terang Sayutin Budianto.
Puluhan warga yang hadir diruang sidang paripurna DPRD Parigi Moutong itu, tidak dapat berbuat banyak dan menerima keputusan DPRD.
Sementara, sembari menanti sikap DPRD dalam RDP tesrsebut. Ratusan warga diluar gedung wakil rakyat, masih mendesak agar DPRD segera mengeluarkan hak angket.
Massa kemudian bubar setelah ditemui kembali Sayutin Budianto dan sepakat menunggu hasil putusan atas hak interpelasi yang disampaikan setelah 14 hari setelah pertemuan tersebut.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.