NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Dalam upaya menghadapi potensi krisis pangan global, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan perhatian serius pada sejumlah program.
Melansir laman resmi Kementan, disebutkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ada tiga program antara lain pertama, peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah, serta untuk mengurangi impor seperti kedelai, jagung, gula tebu, dan daging sapi.
Kedua, pengembangan pangan substitusi impor seperti ubi kayu, sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum, serta domba/kambing dan itik untuk substitusi daging sapi.
Dan ketiga, peningkatan ekspor seperti sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.
“Apapun yang terjadi besok, Indonesia tidak boleh bersoal karena masih tersedianya pangan buat rakyat. Kami tidak bisa main-main dengan kepentingan rakyat,” ujarnya, saat mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2023, di Jakarta, Rabu (25/01) pagi, melansir pertanian.go.id.
Menurutnya, tantangan pangan ke depannya akan semakin berat. Tapi, ia memastikan pihaknya akan terus memaksimalkan peningkatan produksi pangan.
Mentan Syahrul menambahkan, capaian sektor pertanian selama tiga tahun terakhir cukup baik. Setelah melalui upaya keras dengan melakukan penyesuaian berbagai strategi, program dan kegiatan ditengah pandemi Covid-19, sektor pertanian tetap konsisten tumbuh positif.
Sebagai contoh kata Ia, pada Triwulan (TW) II 2020, PDB Sektor Pertanian tumbuh positif 16,24 persen (q to q) dan terus berlanjut pada 2022. Nilai Tukar Petani (NTP) terus membaik, bahkan pada penutupan tahun 2022 (Desember 2022) mencapai 109,0.
”Semoga peran penting sektor pertanian sebagai bantalan ekonomi nasional semakin nyata dalam menghadapi krisis pangan dunia ke depan,” terangnya.
Masih dari sumber yang sama, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan inflasi di Indonesia masih terkendali. Pada Desember lalu, inflasi Indonesia bisa dikendalikan pada angka 5,51 persen.
“Saya memberikan apresiasi kepada Menteri Pertanian. Indonesia bisa menjaga produktivitas pangan nasional di saat tantangan yang begitu besar,” ungkapnya, saat membuka kegiatan Rakernas.
Wapres Ma’ruf mengatakan, pandemi covid-19 belum sepenuhnya berakhir, sekarang dunia dihadapkan pada tantangan dampak perubahan iklim dan iklim ekstrim yang sangat sulit diprediksi.
Selain itu, tekanan geopolitik dunia turut menyebabkan harga pangan semakin mahal dan menyebabkan terjadinya krisis pangan global.
“Beban pertanian kita sangat berat. Kita harus bisa menyediakan pangan untuk lebih dari 275 juta jiwa. Stabilitas produksi dan harga pangan menjadi kritikal dan harus terus dijaga,” tandasnya.
Untuk itu, Wapres Ma’ruf meminta semua kalangan untuk bekerja sama demi meningkatkan produktivitas pangan nasional.
“Sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan kita untuk mengantisipasi krisis dan juga mengendalikan inflasi. Jadi, pemenuhan kebutuhan pangan menjadi sebuah keniscayaan,” ujarnya.
Kedepannya, Ma’ruf meminta Kementan terus memperkuat diversifikasi pangan. Upaya meningkatkan dan memperluas diversifikasi pangan lokal harus digarap dengan baik, untuk mengurangi ketergantungan beras.
“Masyarakat masih tergantung pada beras. Konsumsi beras harus kita turunkan dari 92 kg menjadi 85 kg per kapita per tahun,” tegasnya.
Ia pun menyambut positif, upaya Kementan yang terus berupaya memperkuat sektor pertanian sebagai pengendali inflasi dalam menghadapi krisis pangan dunia.
”Saya meminta Kementan harus mampu mengidentifikasi komoditas pangan yang akan difokuskan untuk dikembangkan dalam menghadapi krisis pangan dunia khususnya dalam pengendalian inflasi, termasuk target produksi dan juga lokasi dimana saja,” tuturnya.
Melansir dari https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=5214
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.