NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Untuk mendukung program Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah, Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (KBST) melestarikan Sastra Lisan Tambi di Desa Lipu, Kadatua, Buton Selatan.
Demikian disampaikan Bupati Buton Selatan yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton Selatan, La Ode Haerudin, melalui acara yang bertajuk Pentas Revitalisasi Sastra Lisan Tambi yang diselenggarakan pekan lalu.
“Semoga dengan langkah ini, kita dapat menghadirkan generasi baru dari penutur bahasa dan sastra daerah di Buton Selatan,” ucap La Ode, melansir kemdikbud.go.id.
Pemeritah Kabupaten Buton Selatan berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong kegiatan-kegiatan yang berfokus pada pengembangan dan pembinaan budaya, mulai dari tingkat lurah atau desa sampai ke tingkat nasional.
“Kegiatan ini dapat dijadikan percontohan sebagai salah satu bentuk pelestarian bahasa dan sastra daerah di Kadatua bagi sekolah maupun komunitas,” kata Kepala KBST, Uniawati.
Masih dari sumber yang sama, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Kapusbanglin) Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan bahasa ada 718 bahasa daerah di seluruh Indonesia.
“Namun, tidak semua kondisinya aman. Ada kondisinya yang mengalami kemunduran, kepunahan, kritis, hampir punah, dan bahkan terdapat 11 bahasa sudah yang punah,” jelasnya.
Oleh karena itu, Imam Utomo menekankan pentingnya partisipasi pemerintah daerah untuk menyukseskan upaya revitalisasi ini.
“Sesungguhnya Pemerintah Daerah (Pemda) mempunyai kewajiban dalam pelindungan, pengembangan, dan pelestarian bahasa dan sastra daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014,” ungkapnya.
Imam menegaskan, meskipun bahasa dan sastra Indonesia menjadi perhatian pemerintah pusat namun merujuk PP Nomor 57 Tahun 2014 telah diamanatkan bahwa sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan.
Tambi merupakan salah satu jenis syair yang dikenal oleh masyarakat Buton sejak Islam masuk ke wilayah ini.
Tambi dilantunkan pada bulan Ramadan dan berisi nasihat agar berbuat kebaikan, menjaga diri, menjaga lingkungan sekitar dan menghargai alam semesta sebagai ciptaan Tuhan.
Proses revitalisasi sastra lisan tambi tidak dilakukan hanya dalam sehari semalam. Melainkan telah dilakukan selama beberapa bulan sebelumnya dengan melatih generasi muda sebagai penerus budaya tambi agar mereka dapat menguasai dan mengerti esensi lantunan tambi.
Tujuannya adalah untuk menanamkan semangat generasi muda untuk terus melanjutkan tradisi sehingga sastra lisan tambi dapat terus lestari di Kadatua, Buton Selatan.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.