NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, merespons seruan ajakan boikot bayar pajak atau tak usah bayar pajak yang sempat ramai beberapa waktu lalu.
Melansir cnnindonesia.com, menurut Sri Mulyani ajakan boikot bayar pajak tersebut termasuk dalam sikap tak mencintai Indonesia.
Sebab, kata Sri Mulyani, pajak adalah instrumen yang digunakan untuk memperbaiki tanah air.
“Indonesia negara kita sendiri dan pajak mengurusinya. Hashtag nggak bayar pajak, berarti nggak ingin lihat Indonesia bagus,” ujarnya dalam Puncak Perayaan Hari Pajak, Selasa (19/7) kemarin.
Selaku Bendahara negara, Sri Mulyani menekankan, uang pajak berasal dari masyarakat dan akan kembali lagi pada masyarakat.
Ini bisa dirasakan melalui Pendidikan, Layanan Kesehatan, Fasilitas infrastruktur seperti jalan umum dan tol yang dibangun pemerintah.
Bahkan, kata Sri Mulyani, selama pandemi covid-19 dan saat ini terjadi kenaikan harga energi, uang pajak menjadi bantalan untuk meredam tekanan tersebut.
Lanjutnya, uang pajak digunakan untuk membiayai masyarakat saat terkena covid-19, sehingga tak perlu bayar.
Kemudian, masih tutur Menteri Keuangan RI ini, kini uang pajak digunakan untuk meredam kenaikan harga minyak dunia, sehingga tidak ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi seperti pertalite dan solar.
“Pajak juga yang anda nikmati, minum teh dan nasi goreng dimasaknya pakai LPG. LPG 3kg itu subsidi dari pajak, subsidi listrik, jalan raya juga dibangun dari pajak,” imbuhnya.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat tak perlu menghiraukan seruan tersebut. Sebab, mencintai Indonesia memang penuh perjuangan dan perlu banyak kerja keras.
“Rasanya masyarakat yang counter itu, karena merasa memiliki Indonesia,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.