NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Ditengah penyebaran hepatitis akut misterius, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi saran selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berlangsung.
Saran tersebut dikemukakan Ketua IDAI, Piprim Basarah, dalam webinar yang digelar IDAI dengan tema Antisipasi Penyakit yang Muncul Setelah Lebaran, Selasa (10/5), melansir CNN Indonesia.
Pertama kata ia, sama halnya dengan pencegahan penularan virus Covid-19, protokol kesehatan juga berlaku untuk mencegah tertular hepatitis misterius.
“Anak-anak harus diajarkan mencuci tangan, tidak jajan sembarangan, dan jangan bertukar alat makan dengan teman sekolah,” terangnya.
Kedua, cuaca panas membuat anak mudah merasa haus. Godaan membeli es atau sirup di jalan sangat tinggi.
“Tegaskan pada anak agar tidak minum air sembarangan. Bila perlu, orang tua harus membekali air minum secukupnya untuk anak sekolah,” ujarnya.
Ketiga, meskipun informasi terkait hepatitis ini terdengar cukup berbahaya, bahkan hingga menelan nyawa, para orang tua diminta tetap waspada namun jangan panik.
“Kepanikan ini bisa memicu stres, stres berujung pada imunitas yang menurun, makanya jangan sampai panik dan stres baik orang tua maupun anak,” ungkapnya.
Keempat, dengan mengurangi mobilitas berarti membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
“Jika memang tidak ada hal penting yang harus dilakukan, usahakan ajak anak langsung pulang ke rumah setelah sekolah,” tuturnya.
Dan kelima, bagi mereka yang baru saja mudik atau berlibur setelah lebaran, sebaiknya melakukan karantina untuk melihat kondisi anak apakah benar-benar sehat atau mengalami penurunan kondisi kesehatan.
“Saat kondisi kesehatan anak menurun karena kelelahan, virus lebih mudah masuk ke tubuh. Oleh karena itu, karantina perlu dilakukan untuk menghindari hal ini terjadi,” jelasnya.
Untuk diketahui, sebanyak 15 kasus hepatitis akut misterius ditemukan di Indonesia sejak 27 April 2022 lalu.
Hepatitis jenis ini menyerang anak dari balita hingga usia belasan. Anak yang diduga terpapar hepatitis misterius mengalami gejala mirip penyakit kuning hingga hilang kesadaran.
Meski demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan belum ada rencana menghentikan proses PTM terkait munculnya hepatitis misterius yang menyerang anak-anak ini.
Hal sama juga diungkapkan oleh IDAI. Menurut mereka, rencana penghentian PTM belum masuk hitungan sampai saat ini.
“Kita akan terus lakukan kajian, tapi sementara ini IDAI belum bisa mengeluarkan rekomendasi [penghentian] PTM. Tapi, kewaspadaan tetap harus dilakukan,” ungkapnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.