NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Sepanjang 2022, sejumlah harga bahan pokok naik di Indonesia. Kenaikan harga terjadi setidaknya pada enam kebutuhan pokok.
Pertama adalah minyak goreng, yang terus mengalami kenaikan, bahkan sejak tahun lalu. Namun pada 2022 ini, harga minyak goreng kian melambung setelah pemerintah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan yang semula dibanderol Rp13.500 untuk kemasan sederhana dan Rp14 ribu untuk kemasan premium.
Melansir CNNIndonesia.com, disebutkan bahwa misalnya pada Alfamart , karena kebijakan itu harga 2 liter minyak goreng kemasan yang tahun lalu hanya berkisar Rp28 ribu, kini melonjak hampir dua kali lipat jadi Rp48.900-Rp52.500. Sementara untuk minyak goreng kemasan 1 liter dijual dengan harga Rp24.900-Rp25.500.
Di sisi lain, harga minyak goreng curah juga naik. Pemerintah mengerek HET komoditas ini dari yang sebelumnya Rp11.500 per liter menjadi Rp14 ribu per liter atau setara Rp15.500 per kilogram (kg).
Meski HET dipatok Rp14 ribu per kg, di pasar harga minyak goreng curah masih berada pada kisaran Rp20 ribu.
Akibatnya, panganan yang diolah menggunakan minyak goreng juga terkena dampak kenaikan harga, seperti kerupuk.
Juru Bicara Ikatan Pengusaha Kerupuk DKI Jakarta, Kemah Mahmud mengatakan, pihaknya terpaksa menaikkan harga kerupuk mulai 6 Mei 2022 mendatang, karena harga minyak goreng melonjak. Akibatnya, biaya produksi naik 100 persen.
“Kami sepaham mendeklarasikan kenaikan kerupuk setelah lebaran dengan harga baru, yaitu Rp2.000 di warung-warung. Kami paham dengan kesulitan seperti ini, tapi pahami kami juga dengan keadaan seperti ini ya kami tidak bisa hidup kalau tidak menaikkan harga karena harus nombok berapa lagi, sudah hampir enam bulan,” ucap Kemal, dikutip dari Detik.com, Senin (19/04).
Kata ia, keputusan menaikkan harga kerupuk memang sulit. Namun, hal tersebut harus dilakukan demi bertahan hidup.
Selain minyak goreng BBM Pertamax juga mengalami kenaikan. PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM Pertamax dari Rp9.000-Rp9.400 per liter menjadi Rp12.500 hingga Rp13 ribu per liter mulai Jumat (1/4) lalu.
Pertamina menaikkan Pertamax dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Kenaikan harga dilakukan setelah mempertimbangkan lonjakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dari US$73,36 per barel pada Desember 2021 menjadi US$114,55 per 24 Maret 2022.
“Penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen , dimana 14 persen merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3 persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex,” kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting, dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Ketiga adalah gas LPG non subsidi atau non public service obligation (NPSO) dari Rp13.500 menjadi Rp15.500 per kg. Kenaikan harga ini mulai berlaku pada Minggu (27/2) lalu, mengikuti perkembangan harga Minyak dan Gas (Migas) dunia.
“Tercatat, harga contract price aramco (CPA) mencapai US$775 per metrik ton, naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang 2021,” ujar Irto.
Keempat, kenaikan harga daging sapi yang sudah terjadi sejak Februari lalu. Saat itu, harganya melonjak menjadi Rp130 ribu hingga Rp140 ribu per kg. Padahal, harga normal daging sapi hanya Rp120 ribu per kg.
Kemudian, memasuki Ramadan harganya kembali naik Rp3.000 per kg dari Rp140 ribu jadi Rp143 ribu per kg.
Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia IKAPPI, Reynaldi Sarijowan mengatakan, kenaikan mulai terjadi sejak H+ Ramadan.
“Beberapa komoditas yang kami pantau sampai detik ini masih tinggi dan beberapa komoditas yang tinggi ini masih kami dorong agar pada fase ke 2 menjelang Idul Fitri tidak ada kenaikan,” ujarnya lewat rilis tertulis, Rabu (6/4).
Lalu, kelima, Reynaldi mengatakan, berbagai komoditas lain juga naik harga, termasuk daging ayam. Komoditas ini naik dari Rp39 ribu ke Rp40.200 per kg.
Dan, terakhir harga kedelai. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, harga kedelai di pasar global tembus US$15,77 per bushels atau Rp220.780 per bushels pada pekan kedua Februari 2022. Angka itu melonjak 18,9 persen dibandingkan dengan pekan pertama Januari 2022.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, kenaikan tersebut membuat harga kedelai di tingkat perajin tembus Rp11.631 per kg. Padahal, harga normal kedelai di perajin hanya Rp10 ribu per kg.
“Kenaikan harga kedelai berpotensi mempengaruhi minat perajin untuk memproduksi tahu dan tempe sehingga berdampak pada kenaikan harga, serta dapat mengganggu keberlangsungan usaha para perajin,” ungkap Musdhalifah, dalam keterangan resmi, Minggu (27/2).
Ia menjelaskan harga kedelai melonjak di pasar global karena gangguan cuaca kering yang melanda Amerika Serikat (AS) selama dua bulan terakhir. Dengan demikian, produksi kedelai di Brazil, Argentina, dan Paraguay ikut terganggu.
Menurut laporan Departemen Agrikultur AS (USDA) Februari 2022, produksi kedelai di Brazil, Argentina, dan Paraguay turun lebih dari 18 juta ton sejak Desember 2021.
Melansir dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220419100134-92-786487/6-daftar-harga-barang-naik-dari-minyak-goreng-hingga-kerupuk/
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.