NASIONAL, kabarSAURUSonline.com – Kasus infeksi Covid-19 varian Omicron mulai meningkat di luar wilayah Jawa dan Bali, melansir Kompas.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D dalam talkshow yang disiarkan di Instagram Radio Kesehatan Kemenkes, Rabu (23/2/2022).
“Kalau sebelumnya, beberapa minggu lalu 90 persen varian Omicron ada di Jawa Bali. Sekarang sudah mengalami pergeseran penularan lokal, sekarang di Jawa dan Bali kira-kira 72 persen, dan di luar Jawa-Bali itu sudah mencapai 28 persen,” paparnya.
Dia menambahkan, bukan tidak mungkin ketika kasus penularan varian Omicron di Jawa-Bali menurun, maka transmisi lokal justru akan meningkat di luar wilayah itu.
Maka, untuk mengantisipasi lonjakan kasus di luar Jawa dan Bali, Wamenkes Dante berkata pihaknya sedang menentukan strategi dengan mempelajari karakter varian Omicron.
“Karakter virus ini tidak terlalu berat secara klinis, tetapi mudah sekali untuk menular. Karena mudah sekali menular maka strategi yang harus dilakukan adalah melakukan penggiatan protokol kesehatan yang lebih masif di masyarakat,” tutur Dante.
Sementara itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahaya yang bisa terjadi seandainya kasus Omicron meningkat di luar Pulau Jawa.
“Kalau di luar Jawa sudah mulai terdeteksi (Omicron), tandanya sudah mengarah ke kelompok yang berisiko, dan itu berbahaya,” ujar Dicky kepada Kompas.com, Minggu (27/2/2022).
Seperti yang diketahui, karakteristik varian Omicron cenderung lebih cepat menular dibandingkan varian sebelumnya.
Maka, ketika Omicron mulai terdeteksi di luar Jawa-Bali, katanya, berpotensi membebani fasilitas kesehatan, meningkatnya kasus parah bagi pasien yang isolasi mandiri di rumah, maupun naiknya kasus kematian.
Upaya mitigasi penyebaran varian Omicron Dicky pun mengingatkan, bahwa masa puncak infeksi Covid-19 yang diperkirakan terjadi pada akhir Februari 2022, tidak mengartikan bahwa kita sudah lepas dari situasi krisis.
Sebaliknya, masa puncak infeksi adalah titik jenuh dimana kasus tertinggi sudah dicapai dan mulai melandai. Namun demikian, kondisi ini akan berdampak pada kelompok berisiko tinggi di seluruh wilayah Indonesia.
“Sehingga potensi kematian, hunian rumah sakit meningkat bahkan setelah puncak itu terjadi dalam fenomena Omicron, bahkan ini bukan hanya pada lansia, tetapi juga anak-anak,” imbuhnya.
Oleh karena itu, sebagai upaya mitigasi dalam mencegah lonjakan kasus Covid-19 di luar Jawa dan Bali, Dicky menyarankan agar laju vaksinasi Covid-19 dipercepat.
Di samping itu, disiplin protokol kesehatan, serta kunjungan rumah bagi pasien yang berisiko tinggi pun penting dilakukan.
“Itulah sebabnya kenapa program vaksinasi dua dosis dan tiga dosis ini menjadi satu program yang harus diakselerasi tidak hanya di Jawa, tapi di luar Jawa. Kalau itu tidak dilakukan, yang kelompok rawan itu akan jadi korban,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari kabarSAURUSonline.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.